JAKARTA, KOMPAS.TV - Tepat hari ini, 14 Juni 1928 silam, tokoh revolusioner Kuba asal Argentina, Ernesto 'Che' Guevara lahir di Rosario, Argentina.
Dirinya terkenal sebagai simbol perlawanan kaum tertindas, revolusioner, diplomat, geriliyawan, pakar teori militer, penulis, hingga seorang dokter.
Che meninggal di Bolivia pada 9 Oktober 1967, kala masih berusia sangat muda, 39 tahun.
Kendati hampir 55 tahun usai Che tiada di dunia, wajahnya masih diasosiasika sebagai simbol perlawanan dalam gerakan kontra-kebudayaan hingga dalam budaya populer.
Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Che melakukan perjalanan darat mengelilingi sejumlah wilayah Amerika Selatan.
Baca Juga: Pemerintah Kuba akan Izinkan Pernikahan Sesama Jenis, Masyarakat Terpecah
Melalui penjelajahan tersebut, ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, bahwa masih marak wilayah-wilayah di Amerika Selatan yang terjerat ketimpangan sosial, mulai dari kemiskinan, penyakit akut, hingga kelaparan.
Berawal dari pengalaman empiris tersebut, Guevara percaya bahwa kondisi miris yang dia saksikan merupakan akibat dari 'Kapitalisme Amerika Serikat'.
Mulanya, Che Guevara mencoba membantu reformasi sosial di Guatemala yang dicanangkan oleh Presiden Jacobo Arbenz, tetapi sang presiden pada akhirnya dilengserkan lewat bantuan CIA berkat desakan United Fruit Company.
Namun, kejadian tersebut makin membuat Che mantap dengan ideologi yang ia pegang.
Lalu, Che pindah ke ibu kota Meksiko dan bertemu dengan kompatriotnya, Raul Castro serta Fidel Castro. Ketiganya dikenalakan oleh Nico Lopez dan para eksil Kuba yang ditemui Che di Guatemala.
Singkatnya, mereka membuat 'Gerakan 26 Juli' dengan tujuan melengserkan diktator Kuba yang mendapatkan sokongan dari Amerika Serikat, Flugencio Batista.
Baca Juga: Sukarno hingga Fidel Castro, Berikut Deretan Pemimpin Negara yang Pernah Alami Ancaman Pembunuhan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.