KYIV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengaku bangga pasukannya berhasil mempertahankan wilayah negara. Melansir Associated Press, Zeneskyy berpidato melalui video, berujar bahwa pasukan Ukraina telah mencegah Rusia menguasai wilayah timur dalam pertempuran berminggu-minggu.
"Ingat bagaimana di Rusia, pada awal Mei, mereka berharap untuk merebut semua Donbas? Ini sudah hari ke-108 perang, sudah Juni. Donbas bertahan," ungkap Zelenskyy.
Selepas gagal merebut ibu kota Ukraina pada awal perang, kubu Kremlin telah menarik pasukannya untuk berfokus merebut Donbas yang berbatasan langsung dengan Rusia. Pasukan Vladimir Putin dinilai kewalahan menghadapi Ukraina yang terus mendapat suplai senjata dari Barat.
Pertempuran panas saat ini masih berlangsung di Sievierdonetsk, Luhansk, kota dengan populasi 100.000 jiwa sebelum perang berkecamuk.
Leonid Pasechnik, Kepala Republik Rakyat Luhansk (RRL) yang mendeklarasikan willayah itu lepas dari Ukraina, mengatakan tentara Kyiv masih berada di sana.
"Sievierodonetsk tidak sepenuhnya 100 persen dibebaskan, jadi tidak mungkin menyebut situasinya tenang, wilayah itu sepenuhnya milik kita," ungkap Pasechnik.
Ia juga mengklaim tentara Ukraina telah menembaki kota itu, termasuk warga sipil yang bersembunyi di pabrik kimia selama berminggu-minggu.
Pada di kubu yang sama, pejabat RRL Rodion Miroshnik mengatakan ada 300 hingga 400 tentara Ukraina yang diblokade di dalam pabrik kimia, bersama ratusan warga sipil. Miroshnik berujar pihaknya berupaya mengevakuasi warga sipil, tetapi tentara Ukraina hanya diperbolehkan pergi jika mereka menyerah.
Baca Juga: Rusia Dapat Izin Terjunkan Tentara, Pesawat, Kapal Perang ke Nikaragua
Di sisi lain, Moskow mendirikan pemerintahan lokal di Kherson serta perbatasan yang sudah dalam pendudukan Rusia. Mereka menawarkan paspor, memperkenalkan kurikulum sekolah serta menayangkan siaran berita Rusia kepada penduduk setempat.
Zelensky mengaku perang belum akan berakhir dalam waktu dekat, Ukraina bakal melakukan apapun hingga Rusia menyesal.
"[Sampai-red] menyesali semua yang telah mereka lakukan dan mereka bertanggungjawab untuk setiap pembunuhan dan setiap serangan terhadap negara kita yang indah," ungkap pemimpin Ukraina itu.
Ia mengklaim kubu Rusia telah menderita korban tiga kali lipat dari perkiraan Kyiv. Sejauh ini, belum ada angka pasti terkait jumlah korban jiwa sepanjang perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Ketika Foto Berbicara: Hidup di Tengah Perang Ukraina
Sumber : AP
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.