BANYUWANGI, KOMPAS.TV - Bandara Blimbingsari Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terdaftar ke jajaran 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik dalam ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) 2022.
Sebagai informasi, AKAA merupakan ajang pemberian penghargaan tertua pada bidang arsitektur yang dilaksanakan setiap tiga tahun sekali.
Karya yang masuk dalam nominasi AKAA tidak hanya memperlihatkan keunggulan arsitektur, namun juga merespon aspirasi budaya, mendukung konservasi, dan peningkatan kualitas lingkungan.
Tiga desain dari Indonesia yang menerima penghargaan di ajang ini yakni Landscaping of Soekarno-Hatta Airport (Jakarta/1993=1995), Kampung Kali Cho-de (Yogyakarta/1990-1992), dan Citra Niaga Urban Development (Samarinda/1987-1989). Setelah 1993-1995, sejumlah desain yang dimasukkan tidak memperoleh terpilih.
Mengutip dari laman resmi AKAA, Bandara Banyuwangi ini berhasil menyisihkan 463 proyek arsitektur lainnya dari berbagai belahan dunia.
Terpilihnya Bandara Banyuwangi dalam nominasi penghargaan Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) tahun 2022 itu, disampaikan Bupati Ipuk Fiestiandani.
Ipuk menyebut, penghargaan tersebut tak hanya memberikan apresiasi kepada arsitek, tetapi juga klien, perajin ahli, dan semua pihak yang telah memainkan peran penting dalam realisasi proyek.
“Ini sebuah kebanggaan. Bandara Banyuwangi masuk nominasi kompetisi arsitektur kelas dunia, bersanding dengan puluhan karya arsitektur lain dari berbagai negara,” kata Ipuk dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (9/6/2022).
Baca Juga: Penasaran Film KKN Desa Penari, Erick Thohir Ingin Datangi Langsung Lokasi di Banyuwangi!
Bandara Banyuwangi merupakan karya arsitek Andra Matin. Bandara ini menarik perhatian dunia karena sangat kental akan unsur budaya lokal.
Bentuk atap bandara dibuat dengan mengadopsi budaya bentuk ikat kepala masyarakat Osing, yang merupakan suku asli Banyuwangi.
Selain itu, terdapat kincir angin di bagian depan bandara yang merupakan representasi dari budaya Kiling, yang juga berasal dari suku Osing.
Tak hanya kental budaya lokal, Bandara ini menjadi bandara hijau pertama di Indonesia. Di mana bangunannya memiliki berkonsep hijau dan ramah lingkungan (Green Building).
Baca Juga: Miliki Arsitektur Unik, Bangunan Pondok Pesantren di Malang Jadi Destinasi Wisata Religi
Hal ini terlihat dari atap terminal yang ditanami tanaman, konservasi air dan sunroof yang menjadi sumber cahaya alami di siang hari.
Atap bangunannya juga menunjukkan pembagian yang jelas antara terminal keberangkatan dan kedatangan.
“Tidak hanya dari sisi arsitektur, keberadaan Bandara Banyuwangi juga mampu menggerakkan perekonomian lokal untuk mengentaskan kemiskinan dengan semakin mudahnya akses ke Banyuwangi,” ujar Ipuk.
Diketahui, selain Bandara Banyuwangi, Expandable House di Batam juga masuk dalam 20 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik di ajang AKAA.
Bandara Banyuwangi di Jawa Timur dan Expandable House di Batam, yang menjadi perwakilan Indonesia ini akan melawan proyek dari 15 negara lainnya.
Adapun nominator lainnya yang masuk di ajang AKAA 2022 di antaranya seperti, Wafra Wind Tower dari Kuwait, Tulkarm Courthouse dari Palestina, Flying Saucer Rehabilitation dari Uni Emirat Arab, Le Jardin d’Afrique dari Tunisia, Rehabilitation of Manama Post Office dari Bahrain,Lilavati Lalbhai Library at CEPT University dari India.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.