RAMALLAH, KOMPAS.TV - Pendudukan dan diskriminasi Israel terhadap warga Palestina adalah penyebab utama “siklus kekerasan yang terus-menerus”, menurut laporan terbaru PBB yang terbit Selasa (7/6/2022).
Seperti laporan Arab News Rabu (8/6/2022), sebuah tim penyelidik yang ditunjuk tahun lalu oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk memeriksa semua akar penyebab konflik Israel-Palestina menyimpulkan, Israel jelas tidak berniat untuk mengakhiri pendudukannya atas tanah Palestina.
"Rekomendasi PBB sebelumnya telah sangat diarahkan ke Israel, yang merupakan indikator sifat konflik yang tidak simetris dan realitas sebuah negara menduduki negara lain," kata pemimpin penyelidik Navi Pillay, mantan kepala hak asasi PBB dari Afrika Selatan.
"Rekomendasi-rekomendasi ini sebagian besar belum dilaksanakan,” kata Pilay.
Ia menambahkan, kurangnya implementasi ini ditambah dengan rasa impunitas, adalah bukti paling nyata bahwa Israel tidak punya niat mengakhiri pendudukan, dan perlakuan diskriminasi yang terus-menerus terhadap warga Palestina adalah titik pusat terus berulangnya pelanggaran sistematis di Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur, dan Israel.
Namun, laporan setebal 18 halaman itu menyimpulkan, untuk mengakhiri pendudukan saja tidak akan cukup. Laporan PBB itu juga mendesak tindakan tambahan untuk memastikan hak asasi manusia diterapkan secara setara.
Sebuah undang-undang Israel yang menolak naturalisasi bagi warga Palestina yang menikah dengan warga Israel adalah contoh dimana Israel memberikan status sipil, hak, dan perlindungan hukum yang berbeda kepada minoritas Arab, kata laporan itu.
Baca Juga: Kekerasan di Tepi Barat Berlanjut, Israel Tembak Mati Perempuan Palestina, Diklaim Datang Bawa Pisau
PBB membentuk Komisi Penyelidikan tahun lalu setelah perang 11 hari Israel di Gaza pada Mei 2021 yang menewaskan 260 warga Palestina.
Israel menolak bekerja sama dalam penyelidikan, dan hari Selasa kementerian luar negeri Israel mengatakan penyelidikan tersebut adalah perburuan penyihir dan laporan itu sepihak.
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.