JAKARTA, KOMPAS.TV – Nilai Tukar Petani (NTP) subsektor hortikultura pada Mei 2022 mengalami kenaikan tertinggi yakni sebesar 2,75 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyebutkan, kenaikan itu karena indeks harga yang diterima petani mencapai 3,23 persen lebih besar dibanding indeks harga pasar yang dibayar petani yakni 0,46 persen.
“Kenaikan indeks harga yang diterima petani subsektor hortikultura disebabkan oleh naiknya harga indeks harga pada kelompok sayur-sayuran, khususnya komoditas bawang merah dan kol sebesar 0,68 persen,” terangnya dalam konferensi pers, Kamis (2/6/2022).
Sementara itu, kelompok tanaman obat, khususnya komoditas jahe dan kapulaga mengalami penurunan indeks sebesar 0,21 persen.
Baca Juga: BPS Rilis Upah Nominal Harian Buruh Tani Naik 0,29 Persen Jadi Rp 58.109 pada April 2022
NTP perkebunan rakyat mengalami penurunan paling dalam, yakni 9,29 persen, karena indeks harga yang diterima petani turun 8,82 persen.
Sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,51 persen.
"Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks kelompok tanaman perlebunan rakyat khususnya komoditas kelapa sawit dan karet," ucap Margo.
Untuk NTP nasional pada Mei 2022 adalah sebesar 105,41 atau turun 2,81 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya.
Penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun 2,37 persen. Sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik 0,46 persen.
Baca Juga: Jeritan Petani Sawit Minta Jokowi Cabut Larangan Ekspor, karena Minyak Goreng Sudah Tak Langka
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.