KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa 32 pekerja media telah tewas di Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia pada 24 Februari silam. Hal tersebut disampaikan Zelensky pada Senin (30/5/2022) menanggapi terbunuhnya jurnalis Prancis, Frederic Leclerc-Imhoff.
Jurnalis BFM TV itu dilaporkan tewas saat meliput operasi evakuasi di Sieverodonetsk. Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk, daerah yang tengah menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan Rusia dan Ukraina. Kematiannya diumumkan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (30/5).
“Kurang-lebih sebulan lalu saya memberikan wawancara ke kanal televisi ini (BFM TV). Itu adalah wawancara pertama saya kepada media Prancis selama perang besar (Rusia-Ukraina). Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan kolega Frederic,” kata Zelensky dikutip Associated Press.
Baca Juga: Joe Biden: Amerika Serikat Tidak akan Kirim Roket yang Bisa Jangkau Rusia ke Ukraina
Menurut laporan BBC, Leclerc-Imhoff tewas akibat terkena serpihan peluru di lehernya. Serpihan itu menembus kendaraan berpelindung yang dikendarainya dan menimbulkan luka fatal.
Koleganya dari BFM TV, Maxime Brandstaetter, dilaporkan terluka dalam insiden tersebut. Sedangkan jurnalis lokal Ukraina yang menjadi fixer mereka, Oksana Leuta, tidak mengalami luka-luka.
“Kejadian tragis ini mengingatkan kita akan marabahaya yang dihadapi semua jurnalis yang meliput konflik ini dengan risiko kehilangan nyawa selama lebih dari tiga bulan sekarang,” tulis pernyataan BFM TV menanggapi tewasnya Leclerc-Imhoff.
Sebelum Leclerc-Imhoff, terdapat berbagai jurnalis Ukraina dan internasional yang terbunuh saat meliput invasi Rusia. Di antaranya adalah jurnalis Ukraina, Maks Levin, jurnalis Rusia, Oksana Baulina, dan jurnalis Amerika Serikat (AS), Brent Renaud.
Baca Juga: Blokade Pelabuhan Ukraina, Zelensky Tuduh Rusia Ingin Ciptakan Krisis Pangan
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.