KOLOMBO, KOMPAS.TV - Otoritas Sri Lanka menyarankan kepada maskapai penerbangan yang datang ke negaranya dengan tangki BBM lebih banyak untuk perjalanan pulang atau mengisi BBM di tempat lain. Hal ini dilatari Sri Lanka sedang bergulat dengan kekurangan parah di semua lini, dari minyak hingga makanan dan obat-obatan akibat krisis valuta asing.
"Kami meminta maskapai penerbangan untuk membawa bahan bakar yang dibutuhkan saat beroperasi ke Sri Lanka, karena ada kekurangan bahan bakar penerbangan, sementara kami harus mengelola situasi ini," kata Rayhan Wanniappa, Direktur Otoritas Penerbangan Sipil Sri Lanka, seperti laporan Straits Times, Senin (30/5/2022).
"Maskapai penerbangan (agar) membawa pasokan tambahan tertentu, sementara kami juga menyediakan dari stok kami."
Maskapai yang terbang ke Sri Lanka, termasuk Emirates Airline asal Dubai menggunakan mekanisme tankering, atau membawa lebih banyak bahan bakar dari yang dibutuhkan.
Sementara itu, maskapai penerbangan Sri Lanka mengisi bahan bakar untuk penerbangan jarak jauh di Chennai di India Selatan dan Dubai, kata pejabat yang mengetahui masalah tersebut namun menolak untuk disebutkan namanya karena rencana tersebut bersifat rahasia.
Sri Lanka diganggu oleh kelangkaan barang-barang penting, pemadaman listrik dan inflasi yang merajalela, memicu protes massal yang bertujuan menggulingkan Presiden Gotabaya Rajapaksa.
Baca Juga: Tanker Minyak Rusia Berlabuh di Sri Lanka yang Dihajar Krisis dan Sudah Kehabisan Bahan Bakar
Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri untuk pertama kalinya bulan ini dan memulai pembicaraan bailout dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Maskapai Singapore Airlines menambah bahan bakar pada penerbangan yang berangkat dari Singapura ke Sri Lanka karena kelangkaan, kata seorang perwakilan dalam sebuah email.
Emirates belum segera menanggapi permintaan komentar.
"Tidak ada efek di bandara dan operasi maskapai," kata G.A. Chandrasiri, Ketua Layanan Bandara dan Penerbangan, yang mengoperasikan bandara utama di Kolombo.
"Ini hanya tindakan pencegahan."
Negara di Samudra Hindia itu berusaha mendapatkan uang tunai untuk membayar minyak yang berada di kapal tanker Rusia di lepas pantainya karena krisis bahan bakarnya terus berlanjut.
Kilang satu-satunya negara itu berusaha untuk beroperasi kembali setelah tiga bulan ditutup, dengan pasokan minyak mentah dari Rusia yang diharapkan dapat disuling menjadi bahan bakar yang dapat digunakan.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.