VLADIVOSTOK, KOMPAS.TV - Seorang anggota parlemen Rusia dengan berani meminta Presiden Rusia, Vladimir Putin mengakhiri invasi ke Ukraina.
Hal itu diungkapkan Wakil Partai Komunis, Leonid Vasyukevich, yang mengecam penggunaan tentara Moskow di Ukraina.
Pernyataan Vasyukevich muncul setelah pengadilan Rusia memberhentikan 100 prajurit atas kasus perdana menolak berperang di Ukraina.
Vasyukevich juga meminta agar tentara yang berperang di Ukraina segera ditarik pulang.
Baca Juga: Meski Kesulitan Logistik akibat Sanksi Isolasi, Rusia Siap Ekspor 50 Juta Ton Gandum
Anggota parlemen veteran berusia 69 tahun itu juga menentang upaya untuk membungkamnya.
Ia juga mengatakan kepada anggota parlemen lainnya di wilayah Primorsky, bahwa ia dan rekan-rekannya di parlemen sedang mengajukan banding ke Putin.
Pendukung Putin pun melabeli Vasyukevich sebagai pengkhianat dan mungkin mengahadapi masalah hukum karena tak menghormati tentara Rusia.
“Kami mendukung langkah-langkah untuk mendukung keluarga prajurit yang terbunuh selama operasi militer khusus,” ujarnya di kepada legislator regional di Vladivostok dikutip dari Daily Mail.
“Kami memahami bahwa kecuali negara kami menghentikan operasi militer khusus, akan ada lebih banyak anak yatim piatu, pemuda mati dan cacat selama operasi, meski mereka bisa bermanfaat bagi negara kita,” tambahnya.
Ia pun menegaskan sangat sulit untuk meraih kesuksesan lewat cara militer, mengingat sudah tiga bulan berlalu sejak awal perang.
Meski begitu, pernyataannya pun mendapat interupsi dari dewan.
Namun, ia menambahkan jika Putin melanjutkan perangnya, itu pasti akan mengarah pada peningkatan jumlah prajurit yang tewas dan terluka.
“Kami menuntut penarikan segera pasukan Rusia dari Ukraina,” ujarnya.
Baca Juga: Putin Malah Senang Perusahaan Asing Pergi dari Rusia, Ternyata Miliki Rencana Tersendiri
Ia pun kemudian mendapatkan peringatan dari pemimpin parlemen, Alexander Rolik yang berusaha menghentikan retorikanya.
“Saya peringatkan kepada Anda. Anda telah menghina agenda di sini,” katanya.
“Anda telah melanggar peraturan karena berbicara tanpa izin,” tambahnya.
Pernyataan Vasyukevich telah menyebabkan keributan di majelis politik, karena ia terlihat melanggar beberapa kontrol ketat pada setiap perbedaan pendapat publik tentang perang.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.