KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan hantaman keras terhadap Bingkai Kerja Ekonomi Indo-Pasifik atau Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dipimpin Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Mahathir menegaskan, AS seharusnya mengundang China untuk bergabung dengan IPEF.
Menurutnya, hal itu harus dilakukan jika AS memang tulus ingin mempromosikan pertumbuhan dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik.
“Maka Anda harus memasukkan China, karena China adalah negara perdagangan yang hebat,” tutur Mahathir dalam wawancara eksklusif dengan Nikkei Asia di sela-sela konferensi The Future of Asia, Jumat (27/5/2022).
“Anda memerlukan barang-barang dari China, Anda akan menemukan pasar besar di China. Tetapi mengapa Anda tak menyertakan China?” tambah Mahathir.
Baca Juga: Putin Malah Senang Perusahaan Asing Pergi dari Rusia, Ternyata Miliki Rencana Tersendiri
Mahathir menegaskan, aliansi perdagangan apa pun yang mengabaikan kekuatan ekonomi no.2 di dunia itu, akan menggagalkan tujuan untuk meningkatkan kerja sama perdagangan multilateral di Indo-Pasifik.
Mahathir juga menegaskan, pembentukan IPEF tanpa menyertakan China lebih bernuansa politik ketimbang ekonomi.
“Saat Anda berada di grup yang tak menyertakan China (di kawasan Indo-Pasifik), ini lebih mengenai politik ketimbang ekonomi,” tuturnya.
“Jadi itu masalahnya dengan kelompok-kelompok yang dibentuk AS. Mereka selalu politis,” tambahnya.
AS dan rekan-rekannya di IPEF saat ini, Australia, Brunei, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, secara bersama-sama mewakili 40 persen dari produk domestik bruto dunia.
Baca Juga: Mahathir Mohamad Kritik Grup Ekonomi Baru Pimpinan AS: Ini Kelompok Politik untuk Isolasi China
Kerangka kerja kelompok ini mencakup berbagai bidang, termasuk perdagangan, rantai pasokan, energi bersih, infrastruktur dan perpajakan.
Tak seperti perjanjian perdagangan bebas tradisional, perjanjian ini tak dimaksudkan untuk menurunkan tarif.
Mahathir juga mengkritik pendekatan Washington terhadap China.
“AS telah memberlakukan sanksi kepada China, dan menyarankan orang tak berdagang dengan China, tetapi China tak memberikan sanksi kepada AS atau mengambil tindakan agresif terhadap AS,” katanya.
Sumber : Nikkei Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.