JAKARTA, KOMPAS.TV — Sosok Buya Syafii Maarif dikenal sebagai figur cendekiawan terhormat dan panutan bagi masyarakat Indonesia. Simak, berikut ini profil Buya Syafii Maarif.
Buya Syafii memiliki nama lengkap Ahmad Syafii Maarif. Beliau lahir di Nagari Calau, Sumpur Kudus, Minangkabau pada 31 Mei 1935.
Syafii Maarif lahir dari pasangan Ma'rifah Rauf Datuk Rajo Malayu dan Fathiyah. Sebelum memperoleh gelar Prof. Dr. K.H. Ahmad Syafii Maarif, pendidikannya dimulai dari Sekolah Rakyat (SR) Negeri Sumpur Kudus, Sumatera Barat (1947).
Meski begitu, ia juga belajar agama ke sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah Sumpur Kudus setiap sore hari. Sementara malamnya, ia belajar mengaji di surau yang berada di sekitar tempat tinggal.
Tamat SR, Buya Syafii melanjutkan pendidikan ke Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Lintau, Sumatera Barat.
Kemudian, Syafii Maarif melanjutkan sekolah ke Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta (1956), Universitas Cokroaminoto Surakarta (1964), Jurusan Sejarah IKIP Yogyakarta (1968), S2 jurusan Sejarah di Ohio State University (1980) dan S3 Pemikiran Islam di Chicago University (1983).
Bungsu dari 4 bersaudara ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah (1998-2005), Pemimpin Redaksi majalah Suara Muhammadiyah Yogyakarta (1988-1990), Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP), dan pendiri Maarif Institute.
Baca Juga: Buya Syafii Maarif dalam Kenangan Para Tokoh dan Sahabat: Guru Bangsa yang Sederhana
Bahkan pada tahun 2008, Syafii Maarif tercatat memperoleh penghargaan Ramon Magsasay Award Foundation (RMAF) karena komitmen dan kesungguhannya membimbing umat Islam untuk menyakini dan menerima toleransi dan pluralisme sebagai basis untuk keadilan dan harmoni di Indonesia bahkan di dunia.
Dikenal sebagai sosok intelektual, Buya Syafii Maarif juga telah banyak melahirkan buku-buku di antaranya Islam dan politik: teori belah bambu, masa demokrasi terpimpin, 1959-1965 (1996), Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan (2009), dan Membumikan Islam (2019).
Berkat prestasi dan kemampuannya, sebagai cendekiawan berpengaruh Buya Syafii Maarif sempat mendapatkan tawaran dari Presiden Jokowi untuk mengisi posisi Dewan Pertimbang Presiden di tahun 2015, namun, kala itu Syafii menolaknya.
Tahun 2015 Syafii tercatat pernah menjadi Ketua Tim Independen yang mengatasi konflik Polri-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kini, Buya Syafii telah berpulang keharibaan pada Jumat (27/5/2022). Kabar duka ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.
Haedar menuturkan Buya Syafii wafat pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Muhammadiyah dan bangsa Indonesia berduka. Telah wafat Buya Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif pada hari Jumat, 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping," kata Haedar dalam keterangannya Jumat.
Ketum PP Muhammadiyah ini kemudian mendoakan Buya Syafii husnul khatimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Baca Juga: Jenazah Buya Syafii Maarif Disemayamkan di Masjid Gedhe Kauman, Dimakamkan di Kulonprogo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.