JAKARTA, KOMPAS.TV - Pelatih Liverpool Jurgen Klopp menegaskan bahwa laga final Liga Champions melawan Real Madrid bukan menjadi ajang balas dendam untuk timnya.
Laga final Liga Champions antara Liverpool vs Real Madrid akan digelar pada Sabtu (28/5/2022) di Stade de France, Paris.
Pertandingan akhir pekan ini akan menjadi ulangan laga final Liga Champions di tahun 2018.
Saat itu Liverpool juga menantang Real Madrid di partai puncak kompetisi elit antar tim Eropa.
Namun sayangnya, The Reds harus kalah dari Madrid yang saat itu masih diperkuat Cristiano Ronaldo.
"Pertama dan terpenting, mereka adalah tim kelas dunia, klub kelas dunia, dan mereka tahu bagaimana memenangkan pertandingan sepak bola," kata Klopp dikutip dari laman resmi UEFA.
"Inti (tim yang bertemu di 2018), terutama lini tengah, masih ada. Banyak hal yang masih sama seperti dulu," ungkapnya.
"Memang lini belakang mereka telah banyak berubah. Di depan, Cristiano (Ronaldo) tidak ada di sana, juga benar, tetapi (Karim) Benzema masih ada, ditambah dengan pemain muda Brasil (Vinícius Júnior dan Rodrygo) pemain lainnya, jelas ini adalah tim kelas atas," jelas Klopp.
Pelatih asal Jerman itu juga mengatakan bahwa timnya sekarang sudah jauh lebih berpengalaman untuk tampil di laga final.
Baca Juga: Daftar Cedera Terbaru Liverpool Usai Gagal Juara Liga Inggris, Siap Final Liga Champions?
Di musim ini, Mo Salah dan kawan-kawan melakukan dua laga final melawan Chelsea di Piala Liga dan Piala FA di mana keduanya berakhir untuk kemenangan Liverpool.
Dia pun yakin, final Liga Champions tahun ini hasilnya akan berbeda dari tahun sebelumnya.
Meski begitu, Klopp tak ingin kekalahan di tahun 2018 itu menjadi motivasi terbesar timnya untuk meraih kemenangan.
Dia enggan anak asuhnya untuk memikirkan balasa dendam dan justru malah lupa dengan tujuan utama untuk memenangkan pertandingan.
"Kami melawan mereka; kami kalah. Reaksi seperti apa yang ingin Anda tunjukkan untuk diri sendiri?" lanjut Klopp.
"Bagian yang menyenangkan adalah, kami bermain melawan Madrid di Kyiv (pada 2018), kami memenangkan (Liga Champions) di Madrid (pada 2019); meski itu stadion yang berbeda (Estadio Metropolitano Atlético) dan sekarang kami bermain melawan Madrid lagi. Jadi, jelas, ketika kami berada di final Liga Champions, Madrid selalu terlibat," tuturnya.
"Ada perasaan bahwa kita ingin memperbaiki semuanya, pasti, tapi itu tidak bisa menjadi fokus utama. Jika kami pergi ke sana (mengatakan) seperti, 'Balas dendam! Balaskan kekalahan!' dan semua hal semacam ini, itu bukan kami," katanya.
"Kami datang ke sini ke final dengan cara yang berbeda. Jadi, kami harus bermain dengan cara kami dan itulah yang harus kami coba (lakukan)," ucapnya.
Baca Juga: Final Liga Champions: Mo Salah Dinilai Remehkan Real Madrid
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.