KOMPAS.TV - Penyakit kuku dan mulut tengah menyerang ratusan ternak sapi di Jawa Timur Akibatnya, penjual rujak cingur yang menjadi salah satu kuliner khas Kota Surabaya juga ikut kena getahnya.
Maryati, yang berjualan rujak Cingur di Jalan Jolotundo, Surabaya sejak tahun 1977 ini salah satunya.
Memang, rujak cingur seperti namanya adalah rujak yang dibuat dari irisan moncong sapi yang direbus berjam-jam hingga matang dan lunak.
Baca Juga: Bagaimana Cara Berkurban di Tengah Isu Wabah Ternak PMK? Ini Penjelasan MUI DIY dan Pakar
Gara-gara wabah penyakit mulut dan kuku yang merebak, Maryati kini kesulitan mendapatkan Cingur atau bagian moncong sapi dari rumah jagal langganannya. Minat pembeli juga ikut merosot.
Jika dalam sehari biasanya ia bisa menghabiskan 6 hingga 8 cingur sapi, namun kini berkurang hanya sekitar 3 cingur sapi saja.
Walaupun Maryati mengeluhkan minat pembeli yang merosot, pelanggan restorannya tetap ada.
Sebagian penikmat kuliner ini tak khawatir karena pada dasarnya, penyakit mulut dan kuku ini tidak akan menular ke manusia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo juga mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik karena daging hewan ternak yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku tetap aman dikonsumsi, kecuali bagian jeroan dan yang terpapar langsung oleh virusnya.
Hewan juga aman dikonsumsi jika sudah dimasak matang, karena virus yang ada pada hewan akan mati jika dimasak dan terkena suhu tinggi.
Penyakit mulut dan kuku ini tak hanya rawan menyerang sapi, tetapi juga bisa menyerang mamalia lain seperti kerbau, unta, kambing, domba, dan babi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.