JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah telah memutuskan untuk melakukan pelonggaran masker di luar ruangan. Namun, terjadi pro kontra di masyarakat terkait kebijakan tersebut.
Sebagian masyarakat menyatakan setuju dengan pelonggaran pemakaian masker, namun banyak yang tidak setuju.
Bagi sebagian masyarakat yang tidak setuju, alasannya lantaran masih adanya pandemi Covid-19 dan juga untuk mejaga diri dari penularan penyakit lainnya.
Selain itu, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyayangkan pelonggaran pemakaian masker.
Pasalnya, menurut Dicky, cakupan vaksinasi dosis ketiga di Indonesia belum mencapai di atas 70 % seperti yang terjadi di Australia.
“Di negara-negara seperti misalkan Australia, mulai melakukan pelonggaran boleh tak pakai masker di luar ruangan. Itu karena juga cakupan dosis 3 dari vaksinasinya sudah di atas 70 persen. Nah Indonesia kan belum. Jadi saya kira ini harus berhati-hati, terutama melihat situasi setempat,” kata Dicky Budiman sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Sabtu (21/5).
Baca Juga: Pelonggaran Masker Dianggap Hanya Menambah Masalah Baru, Jokowi : Ruang Terbuka yang Bukan Kerumunan
Sementara bagi sebagian masyarakat yang setuju pelonggaran pemakaian masker beralasan sudah merasa tidak nyaman pakai masker.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melakukan pelonggaran pemakaian masker.
Hal ini disampaikan dalam keterangan pers yang diunggah di Channel Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5) lalu.
Meski begitu, Jokowi tetap menyarakan agar masyarakat tetap menggunakan masker di dalam ruangan dan transportasi publik.
Terutama bagi mereka yang lansia, rentan dan memiliki komorbid tetap disarakan menggunakan masker.
Video Editor: Agung Ramdani
Grafis Editor: Agung Ramdani
Host/Jurnalis Kompastv: Edwin Chan
Producer: Ikbal Maulana
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.