Inovatif, Pasukan Ukraina Persenjatai Sepeda Listrik dengan Rudal untuk Hancurkan Tank Rusia

KIEV, KOMPAS.TV - Pasukan Ukraina harus melakukan terobosan inovatif untuk menghadapi serangan tentara Rusia.

Salah staunya adalah mempersenjatai sepeda listrik dengan rudal yang dibuat untuk menghancurkan tank Rusia.

Persenjataan unik yang biasanya hanya ada di gim video kini pun digunakan di dunia nyata.

Sepeda listrik yang dipersenjatai rudal tersebut menggunakan sepeda yang disumbangkan oleh perusahaan sepeda listrik, Delfast kepada militer.

Baca Juga: Jenderal Rusia Disebut Lakukan Kekejaman terhadap Prajurit yang Enggan Perang di Ukraina

Dikutip dari Yahoo News, para prajurit Ukraina kemudian memodifikasinya dengan menambahkan roket NLAW atau senjata anti-kendaraan baja lainnya.

Inggris memang menyuplai ribuan rudal NLAW kepada militer Ukraina sejak awal penyerangan Rusia ke negara itu.

Mereka dikirim dengan dengan sebuah peluncur yang hanya bisa digunakan sekali.

Rudal itu didesain untuk dioperasikan oleh satu orang dan cukup ringan.

Penggunaan rudal anti-tank selama ini menjadi salah satu kunci dari kemampuan Ukraina untuk memperlambat Rusia di beberapa front.

NLAW dengan sengaja menargetkan titik lemah antara menara dan tubuh tank.

Komputer penargetan rudal itu melakukan 95 persen pekerjaan, artinya yang perlu dilakukan prajurit hanyalah menemukan tempat yang aman dengan pandangan jelas dari target untuk menembak.

Milliter Ukraina juga memanfaatkan sifat tak berisik dari sepeda listrik, dan mobilitas mereka membantu menempatkan pasukan pada posisinya.

Baca Juga: Rusia Klaim Kuasai Mariupol Sepenuhnya, Sebut Pasukan Ukraina di Pabrik Azovstal telah Menyerah

Militer di seluruh dunia, juga telah mempersenjatai sepeda listrik mereka.

Biasanya untuk membantu menempatkan posisi pasukan dengan cepat atau membantu patrol.

Konflik di Ukraina saat ini sebagian besar terkonsentrasi di timur dan selatan negara itu, setelah Rusia gagal menaklukkan Kiev dan Kharkiv.

Rusia sendiri baru saja mengklaim bahwa mereka telah menguasai Mariupol setelah sebulan lebih mengepung kota tersebut.