KIEV, KOMPAS.TV – Kiev menolak niat Moskow yang berencana mengoneksikan stasiun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Ukraina dengan sistem jaringan listrik Rusia.
Melansir BBC pada Jumat (20/5/2022), pasukan Rusia masih menduduki PLTN Zaporizhzhia di tepi Sungai Dnieper di selatan Ukraina.
Pegawai Ukraina masih mengoperasikan PLTN terbesar Eropa itu. Namun, Rusia telah mengirimkan sejumlah ahli nuklirnya sendiri untuk memantau pekerjaan mereka.
Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin telah bertekad akan menjual energi dari PLTN itu ke Ukraina.
Baca Juga: Politisi Rusia Sesumbar Putin Bisa Hancurkan Inggris dengan Rudal Nuklir Satan 2 dalam 200 Detik
Khusnullin menyatakan Rusia akan mengintegrasikan PLTN Zaporizhzhia dengan sistem energi Rusia jika Kiev menolak membayar listrik dari PLTN itu.
“Jika sistem energi Ukraina siap untuk menerima (listrik) dan membayarnya, maka akan kami kerjakan, tetapi jika tidak, maka PLTN itu akan bekerja untuk Rusia,” kara Khusnullin yang berkunjung ke selatan Ukraina yang diduduki tentara Rusia, Rabu (18/5).
“Masa depan wilayah ini adalah bekerja bersama keluarga Rusia kami yang ramah,” imbuh Khusnullin.
Namun, juru bicara badan nuklir negara Ukraina, Energoatom, Leonid Oliynyk menyebut bahwa butuh bertahun-tahun untuk menghubungkan PLTN itu dengan jaringan listrik Rusia.
“PLTN itu hanya berfungsi pada jaringan energi Ukraina,” kata Oliynyk pada BBC.
Baca Juga: Usai Rebut Chernobyl dan Zaporizhzhia, Zelensky Sebut Rusia Incar PLTN ke-3 di Ukraina
“Rusia bisa membangun jaringan listrik secara teori, tetapi itu akan butuh waktu lama, seperti (waktu mereka membangun) jembatan Krimea, (butuh) beberapa tahun,” terangnya merujuk jembatan yang menghubungkan semenanjung yang dicaplok Rusia pada 2014 itu dengan wilayah daratan Rusia.
“Sekarang PLTN bekerja dalam kapasitas minimum, tetapi tetap Kiev yang berkuasa, seluruh jaringan listrik dikontrol oleh Ukraina. Pernyataan Rusia itu cuma angan-angan,” imbuh Oliynyk.
Saat beroperasi normal, PLTN itu menghasilkan lebih dari setengah tenaga nuklir Ukraina dan 20 persen dari total pasokan listrik negara itu. Namun kini, hanya dua dari enam reaktornya yang masih beroperasi.
Tentara Ukraina masih menguasai kota Zaporizhzhia di tepi Sungai Dnieper. PLTN itu sendiri terletak di Enerhodar, sebuah kota yang dihuni hampir 53.000 warga yang dibangun di era Soviet untuk menampung para pekerja PLTN.
Pada 3 Maret lalu, tentara Rusia menyerang PLTN Zaporizhzhia, lalu mendudukinya. Sejumlah bangunan di sekitar reaktor nuklirnya hancur, kata Energoatom.
Baca Juga: IAEA: PLTN Zaporizhzhia di Ukraina Normal, Tidak Ada Sistem Keamanan dan Pengamanan yang Terganggu
Badan pengawas nuklir PBB, IAEA, menyebut bahwa tingkat radiasi dan keselamatan reaktor tak terdampak.
Sumber : BBC/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.