LONDON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin diduga semakin terancam kudeta karena kegagalan invasi ke Ukraina. Perkiraan itu disampaikan oleh Christo Grozev, jurnalis investigasi Bellingcat.
Sebagaimana diwartakan Metro, Kamis (19/5/2022), Grozev menyebut besarnya kans kudeta ini terkait dengan peluang tekanan bagi Putin untuk menggunakan senjata nuklir.
Grozev menyebut, elemen-elemen garis keras di Moskow diduga akan menekan Putin untuk memencet tombol peluncuran nuklir.
Akan tetapi, pada saat ini, para pejabat tinggi Rusia disebut kemungkinan tidak akan mematuhi perintah Putin. Pasalnya, mereka tidak yakin sang presiden masih berkuasa dalam kurun tiga bulan mendatang.
“Saya pikir itu (para pembangkang) adalah para elite di kalangan angkatan bersenjata yang paham bahwa perang (di Ukraina) telah gagal,” kata Grozev kepada Radio Liberty via Metro.
Baca Juga: Mantan Mata-Mata Rusia: Putin Tak akan Menang di Ukraina meski Rebut Donbas
Menurutnya, lingkar terdalam sang presiden paham bahwa ia perlu mobilisasi penuh untuk memenangkan perang. Namun, mobilisasi berpeluang menimbulkan “keguncangan sosial” yang merugikan Putin di Rusia.
Kendati berpeluang ditekan kalangan garis keras, Grozev menyebut ada kelompok lain yang menentang pengerahan kekuatan yang berpotensi mengorbankan banyak nyawa serdadu Rusia.
Grozev mengeklaim Putin setidaknya butuh persetujuan para tangan kanannya untuk mengebom nuklir Ukraina. Namun, kata dia, salah satu dari tangan kanan itu berpeluang membangkang terhadap Putin.
“Dan pembangkangan ini akan menjadi pemicu, kemungkinan terbesar, suatu kudeta, karena setelah pembangkangan terhadap sang raja, semuanya akan runtuh dengan sangat cepat,” kata Grozev.
“Apabila Putin memutuskan untuk memerintahkan penggunaan senjata nuklir, dia mesti yakin bahwa semua orang dalam rantai komando mematuhi perintahnya,” lanjutnya.
Grozev mengklaim, jika satu saja membangkang, itu akan menjadi “sinyal ketidakpatuhan” yang bisa berujung kudeta terhadap Vladimir Putin.
Baca Juga: Waduh, Putin Bakal Ditetapkan sebagai Penjahat Perang oleh Resolusi Parlemen Ukraina
Sumber : Metro
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.