YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Aktivis 98 yang terdiri dari beragam gerakan mahasiswa 1998 akan menggelar Syawalan akbar sekaligus konsolidasi nasional di ballroom Rich Hotel Yogyakarta, Minggu (22/5/2022). Kegiatan ini bertepatan dengan peringatan 24 tahun gerakan reformasi di Indonesia pada Mei 2022.
Syawalan akan dihadiri perwakilan aktivis 98 dari berbagai kota seperti Jakarta, Tangerang, Bandung, Tasikmalaya, Garut, Cirebon, Semarang, Purwokerto, Solo, Malang, Blitar, Surabaya, Lamongan dan lainnya.
Tokoh-tokoh aktivis yang hadir antara lain Yahya, Muhaji (Surabaya), Badrus Zaman (Sidoarjo), Lodzi (Malang), Mustain (Pasuruan), Wahab (Gresik), Yayak Zakiyah (Jombang), Kaniran (Kediri), Kinan (Blitar), Toto, Aziz, Kuat (Solo), Dimyati (Salatiga), Ellen, Eta (Semarang), Beny (Kendal), Ryan (Pekalongan), Bucek (Pandeglang), Denny (Serang), Rifky (Cirebon), Dekri (Pekanbaru), Nudin Lazaido (Palu), Savic Aleha, Ulung Beka Harsana (Jakarta), Agus Malmo (Tangerang), Wisnu Agung, Widihasto, Gunawan, Hendro Plered (Yogyakarta), dan sebagainya.
Baca Juga: Aktivis 98 Kembali Usulkan 4 Mahasiswa Korban Tragedi Trisakti jadi Pahlawan Nasional
Menurut ketua panitia Syawalan akbar aktivis 98 Syafaat Noor Rohman, acara ini merupakan ajang konsolidasi simpul-simpul aktivis gerakan mahasiswa 1998 yang telah menyebar di banyak bidang.
“Ada yang jadi politisi, pengusaha, ulama, profesional, seniman, dosen, jurnalis dan lain sebagainya. Harapannya, tiap-tiap individu tetap setia dan konsisten pada visi politik kerakyatan sebagaimana dulu ketika masih menjadi aktivis jalanan,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (18/5/2022).
Meski hampir seperempat abad gerakan reformasi 1998 yang meruntuhkan rezim Soeharto berlalu, namun amanat dan cita-cita reformasi diakuinya belum sepenuhnya tercapai. Berbagai persoalan bangsa seperti korupsi, besarnya kesenjangan ekonomi, tingginya utang luar negeri, ditambah ancaman intoleransi belum sepenuhnya dapat teratasi.
Ia tidak menampik, demokratisasi politik dengan hadirnya sistem multipartai, termasuk pembatasan kekuasaan presiden, memang telah terwujud.
“Namun demokrasi baru sebatas demokrasi prosedural. Masih jauh dari nilai-nilai demokrasi substansial,” ucapnya.
Ia mencontohkan, politik uang dari kelompok-kelompok oligarki masih mengangkangi pelaksanaan pemilihan umum. Di alam reformasi ini, isu-isu kepentingan rakyat kecil, seperti ketercukupan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan serta upah kerap terkalahkan oleh agenda-agenda pragmatisme politik kekuasaan.
Syawalan aktivis 98 ini memilih tema Ngumbar Demonstran. Ngumbar berarti membiarkan bebas lepas, sementara demonstran memiliki arti orang yang mengekspresikan suara hati dan tuntutannya. Ngumbar Demonstran dapat dimaknai sebagai dukungan untuk setiap individu berkembang dan bertanggung jawab atas tugas kebangsaan yang dipilihnya dengan tetap berpijak pada konsensus Nasional Pancasila dalam bingkai NKRI.
Baca Juga: Dukung Demo Mahasiswa 11 April, Aktivis 98 Debat dengan Stafsus Menteri BUMN Soal Kenaikan BBM!
Peserta Syawalan diharapkan mendaftar melalui link www.demonstran.com/daftar. Selain itu, panitia membuka donasi untuk acara ini via Bank Mandiri No. Rek 1370012650855 an. Fera Indrayani.
Acara Syawalan akbar aktivis 98 dimeriahkan dengan ajang mimbar bebas, musikalisasi puisi, penampilan Roy Jeconiah, grup musik rockabillly John and The Jail Story, Garuda Samsara, dan orasi kebangsaan Gus Muwafiq.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.