JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menyampaikan, larangan ekspor CPO dan produk turunannya akan berdampak negatif pada kinerja ekspor Indonesia.
Padahal, selama lebih dari 1 tahun terakhir kinerja ekspor Indonesia berada dalam tren surplus.
Margo mengatakan, ekspor CPO di bulan April baik dari sisi nilai maupun volume menurun dibanding Maret 2022, yaitu saat larangan ekspor CPO belum diberlakukan.
Berdasarkan data BPS, ekspor CPO tercatat sebesar 2,99 miliar dollar AS pada April 2022.
Jumlah itu menurun 2,56 persen dari bulan Maret.
Sedangkan dari sisi volume, ekspor CPO sudah turun 1,93 juta ton atau sebesar 10,49 persen (mtm).
Itu berarti data penurunan ekspor CPO di atas dihitung saat larangan ekspor berjalan 3 hari, lantaran aturan itu baru berlaku mulai 28 April 2022.
Baca Juga: Kilang Pertamina Terbakar Lagi, Anggota DPR Fraksi PKS Minta Direksi Mundur
"Jadi kalau kita lihat ekspor pada April 2022 untuk CPO atau HS15, baik nilai maupun volume turun. Apakah itu berkaitan dengan kebijakan larangan ekspor, tapi yang jelas pada April ini ekspor menurun," kata Margo dalam konferensi pers, Selasa (17/5/2022).
Namun Margo belum bisa memastikan berapa dampak larangan ekspor CPO terhadap kinerja ekspor secara keseluruhan.
Dampak nyatanya akan terlihat pada akhir Mei, jika kebijakan itu terus dipertahankan.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.