KIEV, KOMPAS.TV - Setelah 96 hari invasi, situasi di sekitar perang Ukraina justru memburuk bagi Rusia. Tak hanya gagal dan mandek di medan tempur, Rusia semakin terkucil di panggung internasional dan rival-rivalnya makin kuat.
Sanksi-sanksi ekonomi terhadap Rusia terus diperkuat dan dipertajam oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan sekutu-sekutunya.
Pada Senin (16/5/2022), negara-negara Eropa berupaya meningkatkan sanksi dengan menargetkan industri minyak Rusia.
Di lain sisi, pengumuman resmi Swedia dan Finlandia yang akan gabung NATO menjadi pukulan telak bagi Kremlin.
Di medan tempur, pasukan Rusia pun beroleh kemunduran di timur Ukraina. Pasukan pertahanan Ukraina sejauh ini berhasil menghalau laju ofensif Rusia di kawasan Donbass, di beberapa tempat bahkan sukses meluncurkan serangan balik.
Baca Juga: Rusia Mundur, Pasukan Ukraina Rebut Kembali Wilayah Kharkiv
Per akhir pekan lalu, Rusia dilaporkan mundur sepenuhnya dari Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina.
Sebagaimana diwartakan Associated Press, pada Minggu (15/5), video kemenangan pasukan Ukraina di Kharkiv beredar, berisi pasukan patroli Ukraina yang merayakan kemenangan usai mendepak Rusia keluar perbatasan.
“Pak Presiden (Volodymyr Zelenskyy), kami berhasil mencapainya. Kami di sini (perbatasan Rusia-Ukraina),” kata seorang serdadu dalam video tersebut.
Pada hari yang sama, Finlandia resmi mengumumkan rencana gabung NATO. Sehari kemudian, Swedia mengumumkan hal yang sama.
Pengumuman itu adalah perkembangan signifikan di Eropa. Pasalnya, dua negara Skandinavia tersebut secara tradisional menganut prinsip militer non-pihak. Namun, mereka memutuskan gabung NATO menyusul invasi Rusia ke Ukraina.
Isu ekspansi NATO sendiri adalah sesuatu yang getol dikritik Vladimir Putin. Bahkan, isu ini adalah salah satu dalih utamanya menginvasi Ukraina.
Baca Juga: Swedia-Finlandia Gabung NATO, Vladimir Putin Legawa, tetapi Janji Bertindak jika Hal Ini Terjadi
Di Brussel, Belgia, para pejabat Uni Eropa berkumpul untuk meloloskan embargo impor minyak Rusia. Mereka berupaya mengatasi perlawanan sekelompok negara yang dipimpin Hungaria.
Hungaria, serta negara lain yang bergantung minyak Rusia seperti Republik Ceko dan Slowakia menolak rencana embargo minyak sebagai peningkatan sanksi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.