JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan, larangan ekspor gandum yang dikeluarkan India dapat berimbas pada stabilitas pangan dalam negeri.
Sebab, Indonesia mengimpor 11,7 juta gandum setiap tahunnya atau setara dengan 3,45 milliar dollar AS.
"Jadi kalau India melakukan proteksionisme dengan larang ekspor gandum, sangat berisiko bagi stabilitas pangan dalam negeri," kata Bhima mengutip Kompas.com, Sabtu (14/5/2022).
Baca Juga: India Keluarkan Larangan Total Ekspor Gandum, Ini Alasannya
Terlebih, tahun ini, angka impor tersebut mengalami kenaikan 31,6 persen dari tahun lalu.
Menurut Bhima, larangan ini akan berdampak pada harga di pasar internasional yang sebelumnya telah naik 58,8 persen dalam setahun terakhir.
Dengan kondisi ini, imbas inflasi pangan akan menekan daya beli masyarakat.
"Contohnya tepung terigu, mi instan sangat butuh gandum, dan Indonesia tidak bisa produksi gandum," jelas dia.
Bhima melanjutkan, pakan ternak yang sebagian menggunakan campuran gandum juga berpotensi menyebabkan harga daging dan telur naik.
Ditambah, kata Bhima, banyak industri makanan minuman skala kecil yang harus putar otak untuk bertahan di tengah naiknya biaya produksi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.