NEW DELHI, KOMPAS.TV - India mengeluarkan kebijakan pelarangan total ekspor gandum yang berlaku saat ini juga. Pelarangan ini dilatari risiko terhadap ketahanan pangan India. Alasan lain karena dampak perang di Ukraina, seperti laporan Associated Press, Sabtu, (14/5/2022)
Pelarangan ekspor gandum ini diumumkan pemerintah India oleh Direktorat Perdagangan Luar Negeri melalui lembaran pemberitahuan tertanggal Jumat (13/5/2022) lalu.
Dalam pemberitahuan tersebut, pemerintah India mengatakan, lonjakan harga gandum global mengancam ketahanan pangan India, negara-negara tetangga, serta negara-negara rentan pangan.
Tujuan utama pelarangan ekspor gandum, menurut pemerintah India, adalah untuk mengendalikan kenaikan harga domestik. Harga gandum dunia sendiri meningkat lebih dari 40 persen sejak awal tahun.
Sebelum perang, Ukraina dan Rusia menyumbang sepertiga dari ekspor gandum dan jelai global. Sejak serangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, pelabuhan Ukraina telah diblokir dan infrastruktur sipil serta gudang gandum dihancurkan.
Pada saat yang sama, panen gandum India sendiri mengalami paceklik akibat gelombang panas yang cukup tinggi sehingga menghambat produksi.
Baca Juga: Uni Eropa Bertekad Bantu Ekspor Gandum Ukraina yang Terhalang Blokade Rusia agar Dunia Tak Kelaparan
Meskipun produsen gandum terbesar kedua di dunia, India mengonsumsi sebagian besar gandum yang dihasilkannya.
Negara itu menargetkan untuk mengekspor 10 juta ton biji-bijian pada 2022-23, berupaya memanfaatkan gangguan global terhadap pasokan gandum akibat perang dan menemukan pasar baru untuk gandumnya di Eropa, Afrika dan Asia.
Sebagian besar dari gandum India rencananya akan diekspor ke negara-negara berkembang lainnya seperti Indonesia, Filipina dan Thailand.
Terlepas dari masalah cuaca yang merusak panen, stok gandum India sendiri sangat besar, penyangga terhadap kelaparan, namun menyusut akibat distribusi biji-bijian gratis selama pandemi kepada sekitar 800 juta orang.
Untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, pemerintah India membutuhkan sekitar 25 juta ton gandum setiap tahun untuk program kesejahteraan pangan ekstensif yang biasanya memberi makan lebih dari 80 juta orang.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.