JAKARTA, KOMPAS.TV - Pembelajaran tatap muka di sekolah kembali berlangsung pekan ini.
Di banyak daerah, PTM diterapkan 100 persen dengan menerapkan protokol kesehatan.
Meski pandemi covid-19 perlahan berlalu, kegiatan belajar mengajar dibayangi ancaman penyakit hepatitis akut pada anak, yang penyebabnya belum diketahui.
Di ibu kota, pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap memberlakukan PTM 100 persen, meskipun ada temuan dugaan sejumlah kasus hepatitis akut.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyebut dari data terbaru terdapat 21 dugaan hepatitis akut.
Jumlah kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, lebih rinci terekam dari data Kementerian Kesehatan.
Hingga Kamis (12/05), ditemukan 18 kasus dugaan hepatitis akut dengan tujuh di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Dinkes Kota Yogyakarta Ingatkan Masyarakat agar Waspadai Hepatitis Akut Misterius
Dari temuan 18 kasus, kasus yang dinyatakan berklasifikasi pending, masing-masing terdapat satu kasus di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Sedangkan satu kasus di Bangka Belitung dan satu kasus di Kalimantan Timur dinyatakan "discarded".
Sementara dari 7 korban yang meninggal, dirujuk dalam kondisi terlambat dan berat.
Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menduga kemunculan hepatitis akut pada anak belakangan ini, merupakan efek samping jangka panjang akibat infeksi covid-19.
Menurut Dicky, selain mendorong angka kematian, virus sars-cov dua juga berpotensi menimbulkan penyakit penyerta lainnya.
Pembelajaran tatap muka yang selama pandemi covid-19 memunculkan banyak klaster penularan, perlu dievaluasi kala muncul ancaman hepatitis akut seperti saat ini.
Kegiatan belajar-mengajar perlu diseimbangkan antara menjaga keselamatan dan memenuhi hak atas pendidikan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.