Kompas.TV-Di internet pasti ada saja orang-orang yang melampiaskan amarah. Mereka menjadikan percakapan sebagai ajang mengumpat hingga mengancam.
Art Markman, seorang profesor psikologi dari University of Texas, menyebut bahwa makin ke sini komentar orang di internet makin "luar biasa agresif" dan tanpa bertujuan untuk memecahkan persoalan. "Pada akhirnya, Anda merasa tiada seorang pun yang mendengarkan. Merasakan pengalaman emosional yang tidak dapat menyelesaikan masalah secara sehat jelas bukan hal yang bagus" ujar Markman.
Berdasarkan analisisnya, Markman menyebut ada empat faktor penyebab hal ini:
1. Orang dapat menyamarkan identitas menjadi anonim di internet sehingga mereka bisa mengelak dari tanggung jawab akibat kemarahan mereka.
2. Mereka berada jauh dari target yang jadi sosok kemarahan.
3. Lebih mudah bersikap jahat dalam menulis daripada berbicara.
4. Karena kolom komentar tidak terjadi secara real time, maka orang bisa bermonolog dalam sudut pandang yang ekstrem.
Dalam Urban Dictionary, ada istilah populer untuk menyebut para jago kelahi di internet ini: Keyboard Warrior. Istilah tersebut didefinisikan menjadi: "Seseorang yang, karena tidak mampu mengekspresikan kemarahannya melalui kekerasan fisik, memanifestasikan emosinya dalam bentuk tulisan agresif yang tidak akan diungkapkan oleh mereka di kehidupan nyata."
Pada 2014, seorang filmmaker Norwegia, Kyrre Lien, membuat sebuah dokumenter berjudul The Internet Warriors. Film itu merupakan hasil risetnya terhadap sekitar 200 orang yang kerap berkomentar kasar di internet. Lewat film itu Lien kemudian menyimpulkan:
"Banyak dari mereka yang merasa kesepian. Mereka merasa telah ditinggalkan masyarakat, selain itu juga banyak dari mereka yang pernah menjadi korban bully..."
Editor Video & Grafis: Dimas WPS
Sumber : diolah dari berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.