ACEH TAMIANG, KOMPAS.TV - Hingga kini, sedikitnya 1.800 sapi di Aceh Tamiang diserang penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Dari jumlah itu, 11 ekor mati akibat penyakit ini.
Untuk mengatasi wabah ini, pemerintah setempat mendirikan posko serta membentuk Tim Khusus Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Ternak.
Tak cuma posko, Pemkab Aceh Tamiang juga telah mengeluarkan surat edaran tentang penanggulangan penyakit mulut dan kuku ini.
Pasar hewan juga ditutup sementara waktu.
Di Jawa Timur, penyakit mulut dan kuku pada sapi mewabah setidaknya di 4 kabupaten.
Di Kabupaten Sidoarjo, sejak terdeteksi pada (15/04) lalu, sedikitnya 769 hewan ternak terinfeksi.
14 ekor di antaranya mati, dan 17 ekor lainnya akhirnya dipotong paksa.
Baca Juga: Indonesia Sudah Bebas Wabah PMK sejak 1990, Mengapa 1.247 Sapi di Jatim Bisa Terjangkit?
Untuk merespons wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, pemerintah kini tengah mengintensifkan pengobatan dan menyiapkan vaksin.
Ciri-ciri hewan ternak, yang terinfeksi penyakit mulut dan kuku adalah kondisinya lemas, menurunnya nafsu makan, dan mengeluarkan air liur.
Namun demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjamin penyakit yang menjangkiti hewan ternak ini, tidak akan membahayakan manusia.
Kemenkes sudah berdiskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, dan Badan Kesehatan Hewan Dunia untuk memastikan bahwa penyakit mulut dan kuku hanya menulari hewan.
Wabah penyakit mulut dan kuku sapi di Jawa Timur, berdampak hingga ke luar Pulau Jawa.
Salah satu peternak sapi asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur mengaku sudah membeli sapi asal Jawa senilai ratusan juta rupiah.
Namun pengirimannya harus tertahan untuk sementara waktu, hingga wabah PMK dinyatakan hilang.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.