JAKARTA, KOMPAS.TV – Bulan Syawal adalah bulan istimewa. Bukan hanya karena ada sunnah puasa bulan Syawal, pernikahan Rasulullah SAW bersama istrinya, Aisyah terjadi pada bulan Syawal.
Peristiwa ini terjadi pada bulan Syawal, diperkirakan pada jelang pertengahan bulan Syawal pada abad ke-11 Kenabian.
Untuk tahunnya, para sejarawan sendiri berbeda pendapat. Begitu halnya tentang umur Aisyah saat menikah dengan Nabi. Meskipun begitu, para sejarawan ini sepakat soal Aisyah adalah salah satu istri Nabi yang paling cerdas.
Bahkan dianggap sebagai istri Nabi yang paling terkenal setelah Siti Khadijah, sosok cinta pertama Rasulullah.
Hal ini juga yang kerap bikin Aisyah dalam hikayatnya kerap cemburu, karena begitu besarnya cinta Nabi kepada Khadijah yang sulit ditandingi oleh beliau.
Dikutup dari buku Sayidah Aisyah Ummul Mukminin karya Syekh Dr. Said Ramadhan El Bouthi, ulama kharismatik asal Suriah, beliau tidak hanya sebagai seorang istri Nabi, tapi juga seorang ilmuwan, ahli Fiqih dan Ummul Mukminin dengan pengetahuan dan kecerdesan yang dimiliki.
Dikisahkan oleh Syekh Ramadhan el-Bouthi, ketika proses pernikahan itu, Rasulullah juga tidak lantas menggauli Aisyah hingga sampai ke Madinah beberapa tahun ketika ia sudah dewasa untuk perempuan.
Adapun untuk membina Rumah tangga bersama Aisyah justru terjadi tiga tahun setelahnya, yakni pada Ramadan tahun kedua hijriah.
“Ketika Rasulullah hijrah ditemani Abu Bakar, Sayyidah Aisyah ditinggal bersama keluarga Nabi. Mereka belum diperkenankan menyusul beliau ke Madinah,” tulisnya Hal. 13.
Lantas, pada tahun kedua beliau akhirnya bisa menyusul suaminya ke Madinah. Di kota inipula, pengaruh Aisyah begitu kuat dan berpengaruh.
Baca Juga: Kisah Rasulullah Mudik di Bulan Ramadan Bersama 10.000 Muslim, Pulang ke Ka'bah dan Makkah
Saat Nabi masih hidup, Aisyah adalah salah satu rujukan terkait hukum Islam karena ia bisa mendapatkan pengajaran secara langsung dari Nabi.
Sepeningal Nabi, beliau pun sama. Bahkan, mendirikan sekolah dan madrash di sekitar masjid Nabawi dan jadi rujukan umat Islam.
Kisah keduanya, Rasulullah pun abadi dan dituliskan di pelbagai kitab dan kitab sejarah. Fatimah pun wafat di Madinah.
Ia wafat tatkala usai salat witir pada 17 Ramadan ketika isyah berusia 67 tahun. Abu Hurairah lah yang memimpin salat jenazah tersebut.
Aisyah dimakamkan pada malam itu pula di Baqi, sebuah pemakaman utama yang terletak di Madinah, tak jauh dari Masjid Nabawi.
Dikisahkan, orang-orang bekerumun, bertakziyah, dan datang dari segala penjuru angin. Pada hari itu, pada 17 Ramadan, telah berpulang seorang sumber ilmu.
Seorang yang begitu dikasihi Rasulullah dan perempuan paling cerdas dalam sejarah Islam. Aisyah bukanlah perempuan biasa, melainkan ibu bagi seluruh umat muslim sepanjang masa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.