LUHANSK, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan sekitar 60 orang tewas terbunuh setelah bom Rusia menghantam sekolah di timur Ukraina.
Bom tersebut dilaporkan mengenai sekolah yang berada di Luhansk, Sabtu (7/5/2022).
“Baru kemarin di desa Bilohorivka, wilayah Luhansk, sebuah bom Rusia menewaskan 60 orang. Warga sipil,” kata Zelensky pada konferensi video dalam pertemuan G7 dilansir dari RTE, Minggu (8/5/2022).
“Mereka bersembunyi dari penyerangan di sebuah gedung sekolah biasa, yang kemudian diserang oleh penyerangan udara Rusia,” tambahnya.
Baca Juga: Sejarawan Rusia Cemas Putin Umumkan Perang Lawan Ukraina dan Mobilisasi pada Hari Kemenangan Besok
Tim penyelamat dilaporkan mencari korban di desa tetangga Shepilivka setelah serangan menghantam sebuah rumah tempat 11 orang berlindung di ruang bawah tanah.
Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan ia terkejut dengan pemboman sekolah.
Guterres pun menyerukan warga sipil untuk diselamatkan.
“Sekjen terkejut dengan serangan yang dilaporkan pada 7 Mei, yang menghantam sebuah sekolah di Bilohorivka, Ukraina, di mana banyak orang tampaknya mencari perlindungan dari pertempuran yang berlangsung” tutur Dujarric.
Guterres menegaskan bahwa warga sipil dan infrastruktur umum harus diampuni saat perang.
“Sekali lagi kita diingarkan dalam perang ini, seperti konflik lainnya, warga sipil yang harus membayar harga terbesar,” tambahnya.
Sebelumnya Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai mengungkapkan ada 90 orang yang bersembunyi di gedung sekolah di Bilohorvika, dan 30 lainnya telah diselamatkan.
Baca Juga: Semua Warga Sipil di Pabrik Baja Mariupol Telah Dievakuasi, Pasukan Ukraina Digempur Rusia
Pihak Rusia sendiri belum berkomentar terkait pengeboman tersebut.
Luhanks merupakan salah satu tempat terjadi pertempuran sengit, setelah pasukan Rusia dan pemberontak mencoba mengepung tentara Ukraina.
Banyak dari wilayah di sana dikontrol oleh pemberontak yang didukung oleh Rusia pada 8 tahun terakhir.
Bilohorivka sendiri dekat dengan kota yang dikuasai pemerintah Ukraina, Severodonetks.
Sumber : RTE
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.