JENEWA, KOMPAS.TV — Pada Rabu (4/5/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa jumlah kasus dan kematian akibat virus corona yang dilaporkan secara global terus turun pada pekan lalu. Tren ini melanjutkan penurunan yang pertama kali dimulai pada Maret.
Dalam laporan mingguannya tentang pandemi, WHO mengatakan ada sekitar 3,8 juta infeksi baru dan lebih dari 15.000 kematian yang terjadi minggu lalu.
Jumlah ini masing-masing turun 17 persen dan 3 persen pada minggu lalu. Namun, angka-angka itu diyakini sebagai perkiraan yang terlalu rendah dari jumlah sebenarnya dari Covid-19, karena semakin banyak negara yang mengabaikan pengujian dan pengawasan yang meluas.
Baca Juga: WHO Sebut Omicron Varian BA.4 dan BA.5 Jadi Penyebab Lonjakan Penularan Covid-19 di Afrika Selatan
WHO mencatat bahwa kasus meningkat sekitar sepertiga di Afrika dan 13 persen di Amerika.
Ada juga lonjakan hampir 70 persen dalam kematian yang dilaporkan di India, meskipun itu dikaitkan dengan pelaporan yang tertunda, bukan mengacu pada lonjakan penyakit.
Pekan lalu, pihak berwenang di Afrika Selatan mengatakan, mereka telah mencatat peningkatan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh mutan BA.4 dari omicron, meskipun mereka mengatakan terlalu dini untuk mengatakan apakah itu akan menghasilkan gelombang penyakit baru yang signifikan.
Meskipun versi BA.4 dari varian omicron Covid-19 tampak lebih menular daripada omicron, WHO mengatakan, belum ada bukti bahwa hal itu menyebabkan tingkat rawat inap atau kematian yang jauh lebih tinggi.
Salim Abdool Karim, seorang ahli kesehatan masyarakat di Universitas KwaZulu-Natal, mengatakan bahwa sementara hanya peningkatan kasus "sedang" yang tercatat.
Afrika Selatan juga berada di tengah masa liburan dan pengujian telah turun secara signifikan. Dia mengatakan, kasus-kasus itu melambat dan tidak meroket.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.