LONDON, KOMPAS.TV - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa fenomena hepatitis akut misterius telah melanda 20 negara di seluruh dunia dan diduga menjangkiti hampir 300 anak. Kondisi yang pertama dideteksi di Inggris Raya ini mulai menyebar ke negara-negara Asia Tenggara, Amerika, dan Samudra Pasifik.
Sebagaimana diwartakan BBC, Rabu (4/5/2022), per 1 Mei lalu, kebanyakan kasus dideteksi di Benua Eropa.
Sejauh ini, WHO melaporkan terdapat satu kematian terkait penyakit hepatitis ini. Namun, jika ditambahkan laporan Kementerian Kesehatan RI per 1 Mei lalu, jumlahnya menjadi empat kematian di seluruh dunia.
Fenomena hepatitis akut ini disebut misterius karena tidak ditemukan virus yang umum menyebabkan hepatitis (virus A, B, C, D, dan E) pada pasien.
Pasien dilaporkan mengidap gejala awal berupa muntah-muntah, diare, kemudian penyakit kuning.
Baca Juga: Penyebab Masih Misterius, Begini Cara Mencegah Anak Terinfeksi Hepatitis Akut Menurut IDAI
Sejauh ini, kebanyakan pasien anak disebut menderita gejala peradangan lever yang ringan. Namun, hepatitis ini bisa menimbulkan dampak serius karena 10 anak di Inggris Raya mesti mendapatkan tranplantasi lever agar selamat.
Fenomena hepatitis misterius ini pertama kali dideteksi di Skotlandia. Kemudian, lebih dari 110 kasus terdeteksi di Inggris Raya hingga otortias kesehatan menyorot fenomena tersebut.
WHO sendiri mengaku belum jelas apakah fenomena ini menunjukkan lonjakan kasus hepatitis atau sebatas peningkatan keawasan atas kondisi tersebut yang sebelumnya urung terdeteksi.
Baca Juga: Kemenkes Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi Hepatitis Akut yang Penyebabnya Masih Misterius
Di lain sisi, belum ada alasan untuk meyakini fenomena hepatitis ini tengah menyebar ke berbagai penjuru dunia sebagaimana pandemi Covid-19.
Kalangan ilmuwan menduga fenomena hepatitis misterius ini disebabkan virus biasa yang menyebar kembali. Penyebaran virus itu diduga melonjak usai pembatasan terkait Covid-19 umumnya ditanggalkan.
Dalam sepertiga pasien hepatitis yang dideteksi di Inggris Raya, dokter menemukan adenovirus tipe 41 yang diduga menjadi biang keladinya. Adenovirus sendiri adalah virus biasa yang umum menyebabkan demam dan diare.
Terdapat 50 tipe adenovirus di dunia, tetapi infeksi virus ini jarang menimbulkan kondisi hepatitis pada anak yang sehat.
Otoritas kesehatan Inggris Raya menduga keparahan infeksi adenovirus dikarenakan anak-anak yang tidak terekspose ke virus-virus biasa selama pembatasan ketat terkait pandemi Covid-19, kemudian terinfeksi dengan tubuh yang belum memiliki kekebalan.
“Adenovirus adalah hipotesis yang mungkin, investigasi tengah dilakukan untuk menemukan agen kausatifnya (hepatitis misterius),” demikian tulis pernyataan WHO.
Baca Juga: Gejala Hepatitis Akut, Apa yang Patut Diwaspadai?
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.