JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan panduan cara mencegah hepatitis akut misterius pada anak.
Panduan tersebut merespons adanya kewaspadaan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) usai meninggalnya tiga pasien anak di Jakarta yang diduga terjangkit kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini.
Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI Piprim Basarah Yanuarso meminta masyarakat untuk tetap tenang dan berhati-hati dalam menyikapi perkembangan penularannya.
Adapun beberapa cara mencegah anak terinfeksi hepatitis akut misterius menurut IDAI:
Meski belum diketahui penyebabnya, Piprim menuturkan hepatitis akut memiliki gejala yang harus diwaspadai terkait penyakit hepatitis akut ini.
Adapun diantaranya, perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses (pucat), kuning, gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal, demam tinggi, mual-muntah, nyeri perut, lesu dan atau hilang nafsu makan, diare, kejang.
Serta ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
Piprim kemudian menyarankan masyarakat untuk mendeteksi secara dini gejala hepatitis akut misterius, jika menemukan ditemukan gejala seperti di atas pada anak, maka harus langsung diperiksa di fasilitas layanan kesehatan terdekat.
Baca Juga: Hepatitis Akut pada Anak Disebut Serius, IDI Minta Orang Tua Ikut Waspada
Selain itu, dia meminta semua dokter anak dan residen dokter turut mengawasi apabila gejala hepatitis akut muncul pada pasiennya.
"IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan IDAI mendukung upaya pemerintah dan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini," kata Piprim, dikutip dari siaran pers bersama IDI, Rabu (4/5/2022).
Dalam kesempatan itu, dia juga mengimbau tenaga medis dan kesehatan agar aktif mengedukasi masyarakat apabila ada anak atau anggota keluarga yang mengalami gejala.
"Serta berkoordinasi dengan dokter spesialis anak terkait untuk menindaklanjuti dan mengawasi dengan ketat penyakit ini, serta melaporkan kepada dinas kesehatan setempat," kata Piprim.
Diketahui, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak ini.
Sejak dipublikasikan sebagai KLB, jumlah laporan terkait kasus Hepatitis Akut terus bertambah, tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara. Terbaru, Kasus ini bertambah telah bertambah menjadi 228 kasus di 20 negara.
Di Indonesia sendiri, tiga orang anak dilaporkan meninggal dan terkait dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya ini.
Sejauh ini, WHO mencatat rentang usia pasien yang teridentifikasi hepatitis akut adalah antara bayi usia 1 bulan hingga remaja usia 16 tahun.
Hingga kini, Kemenkes tengah melakukan investigasi terkait penyebab hepatitis akut dengan melakukan pemeriksaan panel virus secara menyeluruh.
Baca Juga: Satgas IDI Ungkap Dugaan Penyebab Hepatitis Misterius yang Serang Anak-anak
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.