BUDAPEST, KOMPAS.TV — Slovakia dan Hungaria pada Selasa (3/5/2022) kemarin mengatakan, mereka tidak akan mendukung sanksi terhadap energi Rusia yang sedang dipersiapkan Uni Eropa atas perang di Ukraina.
Kedua negara ini mengaku mereka terlalu bergantung pada pasokan itu dan tidak ada alternatif yang bersifat segera.
Badan eksekutif Uni Eropa, Komisi Eropa, sedang menyusun proposal terbaru baru untuk sanksi terhadap Rusia, yang dapat mencakup embargo bertahap terhadap minyak Rusia.
Ke-27 negara anggota kemungkinan akan mulai membahasnya pada hari ini Rabu (4/5), tetapi mungkin perlu beberapa hari sebelum tindakan tersebut mulai berlaku.
Seperti dilansir Associated Press, Selasa (3/5), Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mencuit di Twitter bahwa Komisi Eropa ingin menghajar lebih banyak bank Rusia, menargetkan mereka yang dituduh menyebarkan disinformasi tentang perang, dan mengatasi impor minyak.
Tidak jelas apakah Slovakia dan Hungaria akan menerima pengecualian.
Menteri Ekonomi Slovakia Richard Sulik mengatakan penyulingan tunggal negara itu, Slovnaft, tidak dapat segera beralih dari minyak mentah Rusia ke jenis minyak lain. Mengubah teknologi akan memakan waktu beberapa tahun, kata Sulik.
“Jadi, kami akan ngotot untuk mendpat pengecualian itu, pasti,” kata Sulik kepada wartawan.
Slovakia hampir sepenuhnya bergantung pada minyak Rusia yang diterimanya melalui pipa Druzhba era Soviet.
Baca Juga: Sergey Lavrov: Sanksi atas Rusia Harus Dicabut jika Ingin Perundingan Damai dengan Ukraina Dilakukan
Hungaria juga sangat bergantung pada suplai energi dari Rusia, meskipun Jerman, importir energi utama lainnya, mengatakan dapat mengatasi jika Uni Eropa melarang minyak Rusia, dimana para pejabat Jerman mencatat bahwa itu adalah beban berat yang harus ditanggung.
Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto mengatakan negara itu tidak akan memilih sanksi apa pun yang akan membuat pengangkutan gas alam atau minyak dari Rusia ke Hungaria menjadi tidak mungkin.
“Intinya sederhana, pasokan energi Hungaria tidak dapat berada dalam situasi terancam karena tidak ada yang bisa mengharapkan kita untuk membiarkan ongkos perang (di Ukraina) dibayar oleh rakyat Hungaria,” kata Szijjarto, Selasa di Kazakhstan.
“Saat ini secara fisik tidak mungkin bagi Hungaria dan ekonominya untuk berfungsi tanpa minyak Rusia.” tegas Szijjarto.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban punya reputasi sebagai sekutu terdekat Putin di Uni Eropa serta menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi yang mendalam dengan Moskow.
Orban memperdalam ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia, mencatat bahwa 85 persen gas Hungaria dan lebih dari 60 persen minyaknya berasal dari Rusia.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.