JAKARTA, KOMPAS.TV - Kue kering, seperi nastar, kastangel, roti kacang, sagon, hingga putri salju menjadi jenis makanan yang kerap ada di meja makan saat Lebaran.
Setiap berkunjung ke rumah sanak saudara, kue kering menjadi makanan yang wajib ada. Sampai-sampai sebagian dari kita mungkin tidak sadar makan kue kering terlalu banyak.
Namun, tahukah Anda jika makan kue kering harus ada batasannya agar tidak menimbulkan efek berbahaya.
Baca Juga: Jangan Lupa Ayak Dulu Tepung sebelum Bikin Kue Kering Lebaran, Ini Alasannya
Spesialis gizi dr. Amalia Primahastuti, M.Gizi, Sp.GK merekomendasikan untuk membuat jadwal asupan camilan dan kue kering agar tidak kalap dan berakhir makan berlebih.
Sebab, kue kering mengandung lemak jenuh yang tidak baik bagi tubuh, seperti meningkatkan peradangan dalam tubuh dan menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
Amalia menyarankan untuk makan camilan dan kue kering di jam 10.00 dan jam 16.00.
“Jam makan sebaiknya teratur, termasuk camilan, kita tentukan sesuai dengan munculnya sinyal lapar, misalnya pada jam 10.00 dan 16.00 adalah waktu camilan,” kata Amalia seperti diberitakan Antara, 14 Mei 2021 lalu.
Lebih lanjut, Amalia juga menyarankan untuk membatasi camilan dan kue kering yang mengandung gula, kalori, dan lemak yang tinggi.
Konsumsi makanan dengan kandungan tersebut juga sebaiknya tidak terlalu dekat dengan jam makan utama.
Batas konsumsi gula dalam satu hari adalah tidak lebih dari 50 gram. Ini termasuk dalam gula dalam kue kering dan camilan.
Adapun, batas konsumsi lemak jenuh dalam satu hari adalah tidak lebih dari 10 persen total energi.
Sumber : Antara, Grid.id, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.