KIEV, KOMPAS.TV - Seorang tentara Rusia mengakui nyaris 26.000 rekannya tewas selama pertempuran di Ukraina.
Hal itu diketahui setelah pembicaraan seorang tentara Rusia disadap oleh Ukraina.
Penyadapan telepon tersebut dilakukan oleh Badan Intelijen Ukraina.
“Pasukan kami hancur, benar-benar hancur,” ujar salah seorang tentara Rusia berdasarkan transkrip yang diterima intelijen Ukraina dikutip dari Daily Mail.
Baca Juga: Ukraina Kantongi 10 Nama Tentara Rusia yang Terlibat Penyiksaan Massal di Bucha
“Jumlah resminya adalah satu hal lain, tetapi saya beritahu Anda, 25.900 orang telah tewas. Hanya dalam dua bulan,” kata tentara itu menambahkan.
Pada penyadapan lainnya, seorang tentara Rusia mengatakan mengenai kematian mengerikan salah satu komandan mereka.
Namun, tak ada satu pun dari kedua hal itu bisa diverifikasi secara independen.
Tetapi jumlah kematian tentara Rusia tersebut berhubungan dengan klaim Ukraina, bahwa ada 22.800 tentara Rusia yang terbunuh.
Sedangkan untuk komandan yang terbunuh, sepertinya seorang kolonel, juga berhubungan dengan data resmi dari Rusia bahwa banyak perwira tinggi yang tewas.
Pemerintah Rusia sendiri jarang memberikan informasi terbaru tentang jumlah kematian yang diderita angkatan bersenjatanya.
Hasil penyadapan itu menandai sejumlah besar perwira yang kehilangan nyawanya dalam dua pertempuran di Ukraina.
Serta kemungkinan berkontribusi pada kinerja Rusia di medan perang yang sangat buruk.
Baca Juga: Pria Inggris yang Berperang di Ukraina Dilaporkan Tewas, Satu Orang Lainnya Hilang
Rusia akan memasuki bulan ketiga dari operasi militer khusus di Ukraina, yang sebelumnya diperkirakan bakal berlangsung beberapa hari dengan penggulingan pemerintah Ukraina.
Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky masih tetap mengendalikan negara tersebut, dan militer Ukraina masih mempertahankan kedali atas sebagian besar wilayahnya.
Rusia sendiri memutuskan untuk fokus dalam mengambilalih wilayah di timur Ukraina, khususnya Donbas.
Pertempuran sengit pun dikabarkan tengah terjadi, di mana Ukraina mengatakan Rusia berusaha menekan dari kota Izyum di Donetsk demi bisa mengepung area tersebut.
Sumber : Daily Mail
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.