JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) Adian Napitupulu mengapresiasi Menteri BUMN Erick Thohir yang peduli kepada keluarga korban Tragedi 1998.
Kepedulian Erick Thohir tersebut diwujudkan dengan mengadakan kegiatan buka puasa bersama dengan orang tua korban dan pemberian rumah layak huni kepada empat keluarga korban.
Baca Juga: Adian Napitupulu Sebut Jokowi Tak Pernah Perintah 3 Menteri Bicara Tunda Pemilu, Ini Penjelasannya
Adian mengaku kerap berbeda pendapat dengan Erick Thohir. Namun, kepedulian Erick tersebut membuatnya salut dan hormat kepada Menteri BUMN itu.
"Walaupun saya dan Erick Thohir kerap berbeda, sebagai Sekjen Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98), saya ikut mengucapkan salut, hormat, dan terima kasih atas kepedulian Erick Thohir yang memberikan rumah untuk empat keluarga korban Trisakti," kata Adian melalui keterangan resminya di Jakarta, Rabu (27/4/2022).
Menurut Adian, hal yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir dengan menugaskan PT Bank Tabungan Negara (BTN) untuk memberikan bantuan rumah kepada ahli waris korban Trisakti, di Jakarta, menunjukkan sikap bahwa dia tidak melupakan perjuangan Reformasi 1998.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Ada Mafia Bibit di Sektor Pertanian, Begini Katanya!
"Apa yang dilakukan oleh Erick Thohir menunjukkan satu sikap bahwa dia tidak melupakan perjuangan Reformasi tahun 1998," ujar Adian.
"Dia tidak lupa pada pengorbanan mereka yang gugur di Trisakti, dia tidak lupa pada derita keluarga korban," imbuhnya.
Dengan kata lain, Adian melanjutkan, kepedulian Erick Thohir tersebut merupakan tindakan yang menunjukkan kepada keluarga korban bahwa mereka tidak sendirian.
Adian pun menyampaikan perjuangan para pahlawan reformasi, termasuk mereka yang gugur di peristiwa penembakan di Universitas Trisakti, sudah sepatutnya selalu dikenang dan dihargai.
Baca Juga: Bagi-Bagi Rezeki di Bulan Suci, dari Fans Iwan Fals sampai Pendukung Erick Thohir
Ia mengatakan, melalui perjuangan reformasi itu, rakyat Indonesia dapat menikmati kebebasan dan berbagai perubahan yang lebih baik.
Perubahan tersebut di antaranya adalah lahirnya puluhan partai politik, puluhan serikat pekerja nasional, baik sektoral maupun lokal, dan puluhan bahkan ratusan media massa tanpa kekhawatiran dibredel.
Lalu, pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah, dan pemilihan presiden pun tidak lagi dipilih oleh DPRD, tetapi dipilih langsung oleh rakyat.
Ada pula pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Mahkamah Konstitusi (MK), dan pembatasan masa jabatan presiden.
Baca Juga: Airlangga Hartarto Beri Santunan Rp750 Juta kepada Keluarga Korban Tragedi Trisakti 1998
"Ini adalah sekian banyak perubahan dan kebebasan yang sekarang dapat dinikmati oleh rakyat Indonesia," ujar Adian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.