JAKARTA, KOMPAS.TV - Peluang akan adanya tiga calon presiden dalam Pilpres 2024 semakin
mengerucut.
Tiga capres ini dikuatkan dari hasil berbagai survei yang menempatkan nama Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai tokoh yang mendapat skor tertinggi.
Terlebih tren hasil survei setahun terakhir sudah mengarah dan mengerucut kepada Prabowo, Ganjar dan Anies.
Baca Juga: Pengamat Memaknai Ada Pesan Rekonsiliasi Saat Jokowi dan Anies Tinjau Sirkuit Formula E
Direktur Eksekutif Populi Center Afrimadona menilai kemungkinan adanya tiga capres di Pemilu 2024 sangat terbuka.
Menurutnya baik Prabowo, Anies maupun Ganjar memiliki basis massa pendukung yang berbeda.
Prabowo misalnya memiliki pendukung yang cukup kuat di kelompok moderat. Menteri Pertahanan ini akan bersaing dengan Anies yang punya pendukunng dari luar Jawa dan Ganjar yang kuat di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dengan segmentasi pemilih secara geografis yang sudah terpusat dan secara idiologis juga terkonsentrasi, maka kemungkinan adanya tiga pola besar akan muncul di Pilpres 2024.
Baca Juga: Lembaga Survei Sebut Ganjar Pranowo Capres Terfavorit
"Jadi sangat mungkin tiga calon ini di Pilpres 2024, apalagi mereka punya segmen masing-masing," ujar Afrimadona di program Sapa Indonesia Pagi KOMPAS TV, Rabu (27/4/2022).
Senada dengan Afrimadona, Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya meyakini partai politik akan menggandeng salah satu dari tiga kandidat terkuat sebagai capres yang diusung.
Namun upaya untuk menyatukan ketiga nama tersebut akan kecil kemungkinan terjadi. Menurut Yunarto para calon kuat capres tersebut memiliki penilaian tersendiri.
Baca Juga: Hasil Survei 2 Lembaga: Elektabilitas Ganjar Tundukkan Prabowo
Prabowo dengan latar belakang sejarah di pemilu tidak akan mungkin mau menjadi seorang cawapres.
Begitu juga dengan Ganjar yang akan merasa terlalu tinggi untuk mau dijadikan sebagai wakil dari Prabowo atau Anies. Serta Anies akan berpikir ulang karena pendukung yang dimilikinya berbeda dengan Ganjar.
"Saya yakin survei ini dipercaya parpol. Dengan pendekatan positif mereka akan mengikuti suara publik, terlepas ada konflik kepentingan dengan ambisi Ketum yang elektabilitasnya kecil. Ini terjadi di PDIP, saat Megawati mengalahkan dirinya sendiri dan mempersilahkan Jokowi maju di 2014," ujar Yunarto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.