DNIPRO, KOMPAS.TV - Seorang ibu yang berasal dari Mariupol mengungkapkan Rusia telah mendeportasi paksa putranya dari Ukraina.
Ibu bernama Natalia Demish itu berhasil melarikan diri dari Mariupol yang dikepung tentara Rusia bulan lalu.
Meski ia kini telah aman di Dnipro, namun Natalia menegaskan ia hilang kontak dengan putranya yang berusia 21 tahun, Yuri.
Menurut Natalia, Yuri telah dideportasi paksa dari Ukraina oleh Rusia.
Baca Juga: Kedubes Rusia Bantah Iran Kirim Senjata ke Moskow untuk Serangan ke Ukraina: Itu Berita Palsu
Ia pun khawatir putranya akan dipaksa untuk berperang melawan negaranya sendiri.
Natalia mengungkapkan dirinya sempat bersembunyi di ruangan bawah tanah selama 34 hari bersama suami, orang tua serta dua putrinya.
Sedangkan Yuri, tinggal dengan mantan suaminya di daerah pemukiman yang mengalami kehancuran buruk karena serangan Rusia.
Akibatnya, Natalia harus meninggalkan putranya, karena kesulitan untuk mencapainya.
Namun pada 4 April, Yuri sempat mengirim pesan kepadanya lewat aplikasi Viber, yang digunakan secara luas di Ukraina.
Dikutip dari NBC News, pada pesan tersebut, Yuri mengungkapkan mereka dipaksa untuk pergi ke Rusia.
Saat Natalia akhirnya bisa berbicara dengan Yuri, ia mengatakan bahwa mereka ditempatkan ke kereta dan di bawa ke Rusia, tapi tak disebutkan tujuan akhirnya.
Baca Juga: Erdogan Ingatkan Zelensky: Evakuasi Warga Sipil Ukraina di Mariupol Harus Terorganisir
Natalia mengatakan kepada Yuri, bahwa ia harus mencoba melarikan diri dan lompat dari kereta.
“Ibu semua jendela ditutup. Hal itu bukan pilihan,” kata Yuri seperti diungkapkan Natalia.
Sumber : NBC News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.