LONDON, KOMPAS.TV - Situs dewasa OnlyFans menegaskan telah menghentikan pembayaran untuk sementara kepada kreator Rusia.
Hal ini sebagai imbas dari sanksi atas invasi yang diperintahkan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Platform media sosial tersebut mengungkapkan, mereka tak bisa lagi melayani komunitas kreator Rusia, karena ketidakpastian atas opsi pembayaran yang diperumit oleh sanksi Barat.
“Selama beberapa bulan terakhir, kami telah menjelajahi beberapa opsi untuk terus menyediakan layanan kepada kreator yang terkena dampak perang Rusia dan Ukraina,” bunyi pernyataan OnlyFans dikutip dari New York Post, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga: Putin Terlihat Bengkak dan Mengetukkan Kakinya ke Meja, Dugaan Alami Parkinson Kian Besar
“Namun semakin ketatnya pembatasan pembayaran ke dan dari Rusia, OnlyFans tak dapat lagi melayani komunitas kreator Rusia kami dengan baik,” tambahnya.
Pada Februari lalu, OnlyFans menangguhkan pembayaran kepada pembuat konten Rusia.
Yang kemudian mengakibatkan hilangnya pendapatan ribuan dolar bagi pekerja seks yang mengendalikan uang untuk bertahan hidup.
Namun ketika itu, pembayaran kembali dilakukan setelah pihak perusahaan masalah yang menyebabkan penangguhan pembayaran bisa diselesaikan.
Kini, sanksi Barat ke Rusia membuat OnlyFans harus kembali membelakukan pembatasan.
Para pembuat konten pun menegaskan, mereka dihukum atas tindakan pemerintah Rusia, meski menentang penyerangan ke Ukraina.
“Kami kini tak bisa bekerja dengan OnlyFans,” ujar salah seorang kreator Rusia.
“Kami telah bekerja di platform ini selama setahun, dan kini harus mengulang kembali. Sangat disayangkan kini seluruh rakyat Rusia diperlakukan sebagai musuh. Tak semua orang mendukung perang,” tambahnya.
Baca Juga: Berbeda dengan AS, Inggris akan Buka Kembali Kedubesnya di Kiev Pekan Depan
Ia juga menegaskan banyak rakyat Rusia yang menegaskan posisi mereka menentang pemerintah, meski hal itu sangat berbahaya.
Sejak awal penyerangan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari, banyak perusahaan Barat yang memutuskan pergi dari Rusia.
Mereka memutuskan hubungan bisnisnya dengan negara tersebut.
Sekitar lebih dari 400 orang memutuskan mundur dari Rusia, termasuk Facebook, Google, Sony, Nintendo, Microsoft, PayPal, Apple, Twitter, Netflix, dan Spotify.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.