JAKARTA, KOMPAS.TV- Presidensi G20 yang berlangsung di Indonesia diharapkan dapat menyelesaikan situasi geopolitik terutama terkait perang Rusia-Ukraina.
Keterangan itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atas hasil pertemuan ke-2 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20.
“Anggota meminta agar situasi geopolitik saat ini terutama terkait perang di Ukraina harus ditangani,” kata Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (21/4/2022).
Pasalnya, kata Sri Mulyani, perkembangan lingkungan global memburuk dan berubah sangat cepat akibat pandemi yang belum berakhir.
Terlebih lagi ditambah dengan implikasi dari perang Rusia dan Ukraina yang masih sangat dinamis dan menyebabkan kenaikan pada harga energi, pangan, dan pupuk.
Baca Juga: Sri Mulyani: Anggota G20 Mengutuk Perang Rusia-Ukraina, Ini Pelanggaran Hukum Internasional
Dalam penjelasannya, Sri Mulyani mengungkapkan, Indonesia yang menjabat sebagai Presidensi G20 terus berkomunikasi dan berkonsultasi secara intensif dengan seluruh anggota G20.
“Karena tata kelola G20 sebenarnya didasarkan pada konsultasi sekaligus kerja sama,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Sri Mulyani, Indonesia juga berdiskusi dengan seluruh negara anggota G20 untuk menemukan jalan keluar dari berbagai risiko ekonomi global yang tidak hanya datang dari perang Rusia-Ukraina, tapi juga belum selesainya pandemi.
Menurut Sri, exit strategy dibutuhkan, karena saat ini berbagai negara mengalami ancaman inflasi yang tinggi. Termasuk, kenaikan harga energi dan pangan yang semakin menciptakan situasi menantang bagi para pembuat kebijakan.
Diungkapkan Sri Mulyani lebih lanjut, bahwasanya anggota G20 khawatir adanya tekanan inflasi yang mengarah kepada beberapa bank sentral, menaikkan suku bunga kebijakan yang mengakibatkan pengetatan likuiditas global lebih cepat dari yang diharapkan.
Baca Juga: Di Forum G20, Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan akibat Perang Rusia-Ukraina
Atas dasar itu, lanjutnya, tingkat kebijakan yang lebih tinggi menjadi fokus untuk memenuhi komitmen terkait exit strategy yang dikalibrasi, direncanakan, dan dikomunikasikan dengan baik dalam rangka mendukung pemulihan serta mengurangi potensi dampak spillover.
Menurut Sri Mulyani, Anggota G20 juga mencatat peningkatan kasus COVID-19 di beberapa wilayah telah membebani pertumbuhan, memperpanjang gangguan pasokan, memperburuk tekanan inflasi dan menghambat pemulihan global.
“Jadi ini semua melanjutkan prioritas agenda yang sangat penting untuk Presidensi Indonesia dan didukung kuat oleh semua anggota,” ujar Sri Mulyani.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.