JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah kini tengah mengkaji opsi menaikkan harga Pertalite dan Elpiji 3kg. Sinyal kenaikan tersebur pernah disampaikan oleh 2 menteri di Kabinet Kerja. Yaitu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan serta Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Harga keduanya perlu dinaikkan, karena harga minyak dunia semakin tinggi. Jika Pertalite dan Elpiji 3kg tetap dijual dengan harga saat ini, akan sangat membebani keuangan negara karena biaya subsidi yang bengkak.
Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan saat ini pemerintah memang sedang berupaya memulihkan perekonomian dari dampak pandemi.
"Saat ini konsentrasi utama kita adalah pemulihan ekonomi Indonesia karena seperti kesimpulan yang sudah disampaikan kita periode recovery lalu tiba tiba terjadi perang Rusia dan Ukraina yang menambah risiko bagi pemulihan ekonomi kita," kata Suahasil dalam konferensi pers virtual APBN Kita, Rabu (20/4/2022).
Baca Juga: Di Forum G20, Sri Mulyani Ingatkan Ancaman Krisis Pangan akibat Perang Rusia-Ukraina
Di tengah upaya pemulihan ekonomi, pemerintah menghadapi risiko beban keuangan karena kenaikan harga komoditas. Ia menyebut kenaikan harga itu berpotensi menjadi imported inflation.
Sehingga apapun pilihan pemerintah harus dikaji secara hati-hati, dengan mencari titik keseimbangan yang paling pas.
"Di sisi lain kehati-hatian harus diperhitungkan karena kalau terjadi peningkatan harga komoditas maka subsidi kita juga akan meningkat," ujar Suahasil.
"Berapa besar yang harus kita lakukan misalkan subsidi untuk tetap terjalin proses recovery Indonesia pemulihan ekonomi masyarakat tetap," ujarnya.
Sebelumnya, Arifin Tasrif mengatakan pemerintah berisiko mengeluarkan dana sebesar Rp320 triliun untuk subsidi dan kompensasi energi.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.