KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa kota Mariupol sudah tidak ada lagi setelah diratakan oleh pasukan Rusia.
Kuleba muncul di acara "Face the Nation" milik CBS, Minggu (17/4/2022), sambil menggambarkan bagaimana situasi di Mariupol yang "mengerikan secara militer" dan "memilukan" setelah tujuh pekan dikepung oleh tentara Rusia.
"Kota itu (Mariupol) tidak ada lagi," kata Kuleba dikutip dari Fox News.
"Mereka melanjutkan perjuangan mereka, tetapi tampaknya dari cara tentara Rusia berperilaku di Mariupol, mereka memutuskan untuk meratakan kota dengan cara apa pun."
Dia juga memperkirakan serangan rudal akan berlanjut di Kiev dan kota-kota lain di Ukraina, bersama dengan "upaya putus asa pasukan Rusia untuk menghabisi Mariupol dengan cara apa pun."
Menurut perhitungan Ukraina, pengeboman tanpa henti dan pertempuran jalanan di Mariupol telah membuat sebagian besar kota menjadi puing-puing dan menewaskan sedikitnya 21.000 orang.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelensky Ungkap Situasi di Kota Mariupol Tak Manusiawi
Sebelumnya dilaporkan, sebuah rumah sakit bersalin pada pekan-pekan awal perang terkena serangan udara mematikan Rusia dan sekitar 300 orang dilaporkan tewas dalam pengeboman sebuah gedung teater yang menjadi tempat warga sipil berlindung.
Pengepungan Mariupol telah menyebabkan sekitar 100.000 warga yang tersisa, dari populasi sebelum perang 450.000, terperangkap tanpa makanan, air, panas atau listrik.
Militer Rusia memperkirakan bahwa masih ada 2.500 pejuang Ukraina bertahan di lorong-lorong bawah tanah pabrik baja raksasa yang merupakan kantong perlawanan terakhir di Mariupol.
Sementara Moskow menetapkan tenggat waktu tengah hari untuk menyerah atau mati bagi Mariupol pada Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kepada jurnalis Ukraina bahwa jatuhnya Mariupol dapat mengakhiri segala upaya perdamaian yang dirundingkan.
"Penghancuran semua orang kami di Mariupol atau apa yang mereka lakukan sekarang, dapat mengakhiri bentuk negosiasi apa pun," kata Zelenskyy.
Kuleba mengkonfirmasi pada Minggu bahwa sementara tim perunding tingkat ahli melakukan kontak dengan Moskow, "tidak ada lagi pembicaraan tingkat tinggi yang terjadi" antar kementerian luar negeri.
Baca Juga: PM Ukraina Denys Shmyhal: Mariupol Belum Jatuh, Pasukan akan Berjuang Sampai Akhir
Sumber : Fox News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.