KIEV, KOMPAS.TV - Orang terkaya Ukraina, Rinat Akhmetov, berjanji membantu membangun kembali kota Mariupol yang terkepung. Mariupol disebut sebagai tempat yang dekat dengan hatinya, di mana Akhmetov punya dua pabrik baja besar yang akan kembali bersaing secara global.
Rinat Akhmetov melihat kerajaan bisnisnya hancur karena pertempuran di Ukraina.
Akhmetov berkeyakinan, apa yang dia sebut "prajurit pemberani kami", akan mempertahankan kota pinggir laut Azov walau luluh lantak setelah tujuh minggu pemboman.
"Saya percaya tentara pemberani kita akan mempertahankan kota, meskipun saya mengerti betapa berat dan sulit bagi mereka," katanya, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (16/4/2022).
Akhmetov mengaku setiap hari berhubungan dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.
Untuk saat ini, perusahaan Metinvest miliknya, pembuat baja terbesar di Ukraina, mengumumkan mereka tidak dapat memenuhi kontrak pasokan. Sementara Grup SCM perusahaan bidang keuangan dan industri miliknya sedang memenuhi kewajiban utang, serta produsen listrik swastanya DTEK "mengoptimalkan pembayaran utangnya" dalam kesepakatan dengan kreditur.
"Mariupol adalah tragedi global dan contoh global kepahlawanan. Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina," kata Akhmetov dalam jawaban tertulisnya menjawab pertanyaan media.
Hari Jumat (15/4/2022), Metinvest mengatakan tidak akan pernah beroperasi di bawah pendudukan Rusia dan pengepungan Mariupol melumpuhkan lebih dari sepertiga kapasitas produksi metalurgi Ukraina.
Baca Juga: Pembantaian Bucha dan Irpin Gegerkan Dunia, Wali Kota Tuduh Rusia Lenyapkan Mayat di Mariupol
Akhmetov yang memuji "semangat dan profesionalisme" Presiden Volodymyr Zelensky selama perang, tampaknya memperlancar hubungan keduanya setelah pemimpin Ukraina itu tahun kemarin mengatakan sebuah komplotan berharap menggulingkan pemerintahannya dan mencoba untuk melibatkan pengusaha tersebut.
Akhmetov menyebut tuduhan itu "kebohongan mutlak" pada saat itu.
Sumber : Straits Times/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.