MOSKOW, KOMPAS.TV - Komite Investigatif Rusia mengaku telah mengantongi informasi siapa saja pihak yang memasok senjata ke Ukraina. Sebanyak 25 negara disebut bertanggung jawab memasok bantuan militer ke negara yang diserbu Rusia itu.
Menurut Ketua Komite Investigatif Rusia Alexander Bastrykin, sebanyak 21 negara anggota NATO termasuk sebagai pihak yang menyuplai senjata ke Ukraina.
“Berdasarkan investigasi, kami mendapatkan informasi pasokan senjata (ke Ukraina) dari 25 negara, termasuk 21 anggota NATO,” kata Bastrykin dikutip TASS, Jumat (15/4/2022).
Akan tetapi, Komite Investigatif Rusia tidak menjabarkan mana saja negara yang memberi bantuan militer ke Ukraina. Tindakan yang akan ditempuh Rusia pun tidak disinggung.
Baca Juga: Antisipasi Serangan Rusia di Ukraina Timur, AS Setujui Bantuan Militer Senilai Rp 11,5 Triliun
Selain soal pengiriman senjata, Bastrykin juga mengaku komite tengah membuka proses penyelidikan kriminal terhadap tentara bayaran dari Inggris Raya, Amerika Serikat (AS), Norwegia, dan Kanada, termasuk warga Inggris, Aiden Aslin, yang menyerah di Mariupol.
Otoritas Rusia menyebut Aslin sebagai tentara bayaran dari Inggris. Namun, pihak Ukraina menyebut Aslin secara resmi terdaftar sebagai tentara angkatan laut sejak 2018.
Ukraina sendiri mendapat berbagai bantuan persenjataan dari Barat sejak Rusia meluncurkan invasi pada 24 Februari lalu. Negara-negara seperti AS, Jerman, dan Inggris Raya telah secara terbuka mengaku mengirimkan bantuan militer.
Pada Rabu (13/4) lalu, AS dilaporkan menyetujui paket bantuan militer baru senilai 800 juta dolar AS atau sekitar Rp11,48 triliun.
Ukraina telah mendapatkan berbagai persenjataan canggih berkat bantuan Barat, termasuk senjata anti-tank dan sistem pertahanan udara.
Baca Juga: Penampakan Kapal Perang Rusia Moskva Sebelum Dirudal Ukraina
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.