YERUSALEM, KOMPAS.TV - Otoritas Palestina meminta komunitas internasional mengintervensi ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, usai insiden kekerasan pecah pada Jumat (15/4/2022). Palestina khawatir insiden serbuan polisi Israel tersebut bisa membuat situasi tak terkontrol.
Hal tersebut disampaikan juru bicara presiden Palestina, Nabil Abu Rudeineh, Jumat (15/4/2022). Ia menyamakan serbuan polisi Israel ke masjid dengan “deklarasi perang”.
“Tindakan polisi Israel, yang menginvasi kompleks Masjid Al-Aqsa dan Masjid Al-Qibli sama saja deklarasi perang terhadap bangsa Palestina,” kata Rudeineh kepada kantor berita WAFA via TASS.
“Intervensi segera dari komunitas internasional dibutuhkan untuk menghentikan agresi ke Masjid Al-Aqsa ini dan mencegah situasi memanas hingga tak terkendali,” imbuhnya.
Baca Juga: Tentara Israel Serang Muslim Palestina yang Akan Salat Subuh di Masjid Al-Aqsa
Aparat kepolisian Israel diketahui menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa pada Jumat (15/4) subuh. Polisi menembakkan peluru karet dan granat kejut ke jemaah, sedangkan warga Palestina membalas dengan lemparan batu.
Kepolisian Israel mengaku menangkap “ratusan” warga Palestina terkait insiden kekerasan di Masjid Al-Aqsa.
Menurut laporan Associated Press, lebih dari 150 warga Palestina terluka akibat serbuan ini.
Imam Masjid Al-Aqsa Syaikh Ekrima Sa'id Sabri menyebut kekerasan diprovokasi oleh pemukim Yahudi, lalu diperparah dengan kehadiran aparat Israel.
Setelah insiden penyerbuan polisi Israel pada pagi hari, situasi kompleks Masjid Al-Aqsa berangsur mulai normal dan telah dibuka kembali. Sekitar 60.000 orang dilaporkan menghadiri ibadah salat Jumat di Al-Aqsa.
Baca Juga: Detik-detik Bentrok di Masjid Al-Aqsa, Polisi Israel Datangi Masjid Saat Salat Subuh
Sumber : TASS/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.