Kompas TV nasional peristiwa

Ganjil Genap Jadi Skenario Atasi Kemacetan saat Arus Mudik, Menhub: One Way Saja Tidak Cukup

Kompas.tv - 15 April 2022, 16:29 WIB
ganjil-genap-jadi-skenario-atasi-kemacetan-saat-arus-mudik-menhub-one-way-saja-tidak-cukup
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi (Sumber: Dok. Kementerian Perhubungan )
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan sistem ganjil genap menjadi salah satu skema rekayasa lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan saat arus mudik Lebaran 2022.

Seperti diketahui, selain contra flow, dan one way (satu arah), sistem ganjil genap juga akan diberlakukan dalam menghadapi puncak arus mudik Hari Raya Idulfitri tahun ini.

Hal ini disampaikan Budi usai memimpin rapat koordinasi "Simulasi Pergerakan dan Antisipasi Puncak Arus Lalu Lintas di Jalan Tol Pada Masa Mudik Lebaran Tahun 2022" di Kantor Jasa Marga Gerbang Tol Cikampek Utama, Jumat (15/4/2022).

"Simulasi kita menunjukan bahwa dengan One Way saja tidak cukup jadi harus dilengkapi ganjil genap," kata Budi.

Sehingga, kata dia, akan ada tiga skema rekayasa lalu lintas yang telah disiapkan yakni contra flow, one way, dan ganjil genap.

Meski demikian, dalam hasil rakor bersama stakeholder terkait, Budi menyebut pemberlakuan rekayasa lalu lintas menjelang mudik lebaran 2022 masih dalam tahap pembahasan.

"Kita juga tengah mendiskusikan kapan kebijakan tersebut diberlakukan, bisa mulai 28 April, namun juga dapat dilakukan pada 25 April," ujarnya.

Baca Juga: Antisipasi Kemacetan, Menhub Imbau Masyarakat Mudik Lebih Awal, Hindari 28 April

Seperti diketahui, skema rekayasa lalu lintas tersebut direncanakan bakal diterapkan di di Km 47 Tol Jakarta-Cikampek sampai Gerbang Tol Kalikangkung, tepatnya pada Km 414.

Menurut penjelasan Budi, arus mudik dari Jakarta menuju Semarang, Jawa Tengah ini menjadi titik krusial sehingga perlu diberlakukan rekayasa lalu lintas saat arus mudik nanti. 

"Kita tahu jumlah yang akan mudik adalah 85 juta orang, ini naik 40 persen dibanding pada 2019 lalu. dan kita bahwa Cipali atau dari Jakarta menuju Semarang adalah daerah paling rawan, jadi perlu rekayasa lalu lintas," ungkap Budi. 

Lebih lanjut Menhub mengungkapkan pihaknya terus melakukan kalkulasi simulasi yang akurat sejalan dengan kondisi di lapangan.

Ia juga mengimbau kepada pemangku kepentingan agar dapat memformulasikan secara teknis terkait rekayasa lalu lintas, sehingga dapat direkomendasikan kepada Presiden Joko Widodo.

"Kita minta para teman-teman yang punya laboratorium simulasi untuk bekerja lebih detail dan hari Senin kita sudah bisa merekomendasikan kepada bapak Presiden," ujarnya. 

Baca Juga: Cegah Kepadatan Pemudik di Rest Area, Menhub Minta Jumlah Toilet Ditambah




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x