WASHINGTON, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Selasa (12/4/2022), pergi ke Iowa yang kaya jagung untuk mengumumkan penangguhan aturan federal yang mencegah penjualan bensin dengan campuran etanol yang lebih tinggi pada musim panas ini.
Seperti laporan Associated Press, Selasa, kebijakan itu diambil ketika pemerintahan Biden berupaya menekan harga BBM yang melonjak setelah terjadinya serangan Rusia ke Ukraina.
Sebagian besar bensin yang dijual di AS dicampur dengan etanol 10 persen. Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) akan mengeluarkan pengabaian darurat untuk memungkinkan penjualan luas campuran etanol 15 persen yang biasanya dilarang antara 1 Juni dan 15 September.
Pelarangan itu diterapkan karena kekhawatiran kabut asap akan meningkat dalam suhu tinggi.
Pejabat senior pemerintah Biden mengatakan, langkah itu berarti penghematan bagi pengemudi rata-rata 10 sen per galon di 2.300 pompa bensin. Stasiun-stasiun pengisian BBM itu sebagian besar berada di wilayah Midwest dan selatan AS, termasuk Texas.
EPA dilaporkan mulai menganalisis langkah "darurat" yang memungkinkan lebih banyak penjualan bensin E15 atau campuran Etanol 15 persen selama musim panas dan memutuskan hal itu tidak menghasilkan dampak kualitas udara yang signifikan di lapangan, walau beberapa peneliti lingkungan berpendapat, bertambahnya kandungan etanol dalam BBM akan meningkatkan polusi.
Biden akan mengumumkan langkah tersebut di sebuah perusahaan biofuel di Menlo, sebelah barat Des Moines. Iowa adalah produsen jagung terbesar di negara itu, bahan baku kunci untuk memproduksi etanol.
Pengabaian tersebut merupakan upaya lain untuk membantu meringankan pasar energi global yang terguncang sejak Rusia menyerang Ukraina.
Baca Juga: Biden Desak PM india Narendra Modi Tak Tambah Pembelian Minyak Rusia, Bagaimana Responsnya?
Bulan lalu, Biden mengumumkan AS akan melepaskan 1 juta barel minyak per hari dari cadangan minyak strategis negara itu selama enam bulan ke depan.
Pemerintahannya mengatakan, mereka membantu untuk sedikit mengurangi harga BBM akhir-akhir ini, setelah naik ke rata-rata sekitar 4,23 dolar per galon pada akhir Maret, dibandingkan dengan 2,87 dolar pada waktu yang sama tahun lalu.
“Keputusan ini tidak hanya merupakan kemenangan besar bagi pengemudi Amerika dan keamanan energi negara kita, ini juga berarti opsi yang lebih bersih dan ekonomi pedesaan yang lebih kuat,” kata Emily Skor, CEO grup asosiasi perdagangan biofuel, Growth Energy, dalam sebuah pernyataan.
Anggota Kongres dari kedua partai juga mendesak Biden untuk memberikan pengabaian E15.
“Bahan bakar nabati Iowa dalam negeri memberikan solusi cepat dan bersih untuk menurunkan harga di pompa bensin serta akan memperkuat produksi yang membantu kita menjadi mandiri energi,” kata senator partai Republik asal Iowa, Chuck Grassley.
Baca Juga: Uni Eropa Ragu Embargo Minyak Rusia, Harga Minyak Turun Lagi
Dia termasuk di antara sembilan senator partai Republik dan tujuh senator partai Demokrat dari negara bagian di wilayah Midwest yang mengirim surat kepada Biden bulan lalu, mendesaknya memberi izin penjualan E15 sepanjang tahun.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, menyalahkan perang Rusia di Ukraina yang menurutnya menyebabkan harga BBM melonjak tinggi.
Ia menambahkan, pemerintah AS memperkirakan indeks harga konsumen untuk Maret akan "sangat meningkat" sebagian besar karena perang di Ukraina.
EPA telah mencabut pembatasan musiman pada E15 di masa lalu, termasuk setelah Badai Harvey pada 2017. Pemerintahan Trump mengizinkan penjualan E15 pada bulan-bulan musim panas dua tahun kemudian, tetapi aturan itu dibatalkan oleh pengadilan banding federal.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.