JAKARTA, KOMPAS.TV - Polda Metro Jaya, Selasa (12/4/2022), mengungkapkan telah berhasil mengidentifikasi pelaku kekerasan terhadap pegiat sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan, ada sebanyak enam orang yang telah diketahui sebagai tersangka pengeroyokan Ade. Mereka berinisial MB, AP, AM, AL, DUH serta K.
"Dari keeenam orang ini, sampai sore hari ini, Polda Metro Jaya telah berhasil menangkap dua orang pelaku pengeroyokan," ucap Zulpan dalam keterangannya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (12/4).
Ia mengatakan, dua pelaku ditangkap di tempat yang berbeda. K ditangkap di daerah Jonggol, sedangkan MB ditangkap di kawasan Jakarta Selatan. Keduanya berprofesi sebagai wiraswasta.
Adapun 4 tersangka lainnya, polisi meminta mereka untuk segera menyerahkan diri.
Baca juga: Tak Hanya soal Tolak Presiden 3 Periode, Ini Ragam Isi Spanduk Pendemo di Gedung DPR RI
Sementara, Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan bahwa jumlah tersangka pengeroyokan Ade Armando masih akan terus bertambah.
Polisi akan terus menggali dan meminta keterangan dari dua tersangka yang saat ini telah diamankan.
Diberitakan sebelumnya, Ade Armando menjadi korban pengeroyokan saat hadir dalam unjuk rasa yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat pada Senin (11/4) kemarin.
Saat itu, Ade hadir dalam rangka bukan untuk ikut berunjuk rasa, tetapi mengapresiasi langkah para mahasiswa, sekaligus untuk membuat konten.
Akibat pengeroyokan tersebut, Ade mengalami luka serius. Wajahnya babak belur dan berlumuran darah. Bahkan, celana panjang yang dikenakan Ade saat itu robek dan lepas hingga Ade berada dalam kondisi setengah telanjang saat dievakuasi anggota polisi.
Baca juga: Di Depan Gedung DPR, Mahasiswa Aksi Demo Serukan Yel "Jokowi 3 Periode Kita Tolak"
Polisi dalam keterangannya, memastikan bahwa pelaku pengeroyokan terhadap Ade bukan dari kalanganan mahasiswa, melainkan pihak lain yang disebut sebagai penyusup.
"Massa aksi telah disusupi oleh penyusup yang berasal dari masa non-mahasiswa," kata Zulpan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.