JAKARTA, KOMPAS.TV - Sarana kesehatan diminta untuk bersiap dalam mengantisipasi lonjakan kasus usai masa mudik Lebaran 2022.
Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menjelaskan potensi kenaikan kasus Covid-19. Terlebih, 20 persen penduduk Indonesia belum memiliki kekebalan.
Ia memprediksi, potensi lonjakan kasus usai masa mudik Lebaran tahun ini dapat terjadi sekitar 2 minggu sampai 1 bulan. Jika tidak diantisipasi dengan baik, maka ada kemungkinan peningkatan akan semakin buruk.
Baca Juga: Mudik Diizinkan, Puan Minta Pemda Tak Lengah Tegakkan Prokes Covid-19
"Aspek kesiapan sarana kesehatan menjadi penting, karena potensi lonjakan tetap ada walaupun kecil, tetapi kita harus siapkan. Sampai setidaknya dari 2 minggu sampai 1 bulan pasca-Idulfitri," ujar Dicky dalam keterangan video yang diterima redaksi, Kamis (7/4/2022).
Dicky juga menambahkan, potensi perburukan lonjakan kasus Covid-19 usai Lebaran bisa diperkecil dengan mitigasi dan manajemen pengelolaan arus mudik dan arus balik.
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam mitigasi dan manajemen pengelolaan arus mudik dan arus balik yakni, memastikan orang yang melakukan mobilitas mudik tidak memiliki potensi besar terpapar atau memaparkan virus Corona.
Langkah ini dapat dilakukan dengan adanya aturan pengetatan syarat perjalanan dalam negeri di masa mudik Lebaran.
Baca Juga: Presiden Jokowi: 85 Juta Orang Diperkirakan Mudik Lebaran 2022, 47 Persen Pakai Kendaraan Pribadi
Semisal, aspek imunitas atau status vaksin yang sudah mendapat dosis kedua.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.