SACRAMENTO, KOMPAS.TV – Penembakan massal di California, Amerika Serikat (AS), yang menewaskan 6 orang dan melukai 12 lainnya, merupakan penembakan antargeng yang melibatkan setidaknya lima orang pelaku. Hal itu diungkapkan kepolisian Sacramento, California, pada Rabu (6/4/2022).
Melansir Associated Press pada Kamis (7/4/2022), polisi telah mengidentifikasi lima pelaku. Namun, diduga pelakunya lebih banyak.
Sejauh ini, baru dua orang tersangka yang ditangkap terkait insiden penembakan itu. Kedua tersangka yakni Smiley Martin (27) dan Dandrae Martin (26). Keduanya kakak beradik yang memiliki catatan kriminal. Namun, keduanya hanya disangkakan tuduhan terkait kepemilikan senjata api.
Baca Juga: Pelaku Penembakan Massal di Kampus Rusia Dilumpuhkan setelah Baku Tembak dengan Polantas
Polisi mengatakan masih mendalami siapa para pelaku sebenarnya dalam insiden penembakan itu. Setidaknya dua geng terlibat, kata polisi.
Insiden penembakan itu terjadi di luar sebuah bar pada Minggu (3/4/2022) sekitar pukul 2 dini hari waktu setempat seusai bar tutup. Saat kejadian, terdengar gema rentetan lebih dari 100 tembakan di jalanan. Para pelanggan bar berlarian panik untuk berlindung, sementara beberapa di antara mereka terkena tembakan.
Sementara itu, sejumlah pengamat justru mempertanyakan insiden penembakan yang disebut polisi melibatkan sejumlah geng itu.
Alex Alonso, salah seorang pengamat aktivitas geng di AS, menyebut insiden itu sebagai pertumpahan darah yang tak biasa.
“Sangat jarang penembakan geng terjadi seperti penembakan macam ini,” ujar Alonso yang meneliti geng di Los Angeles selama 20 tahun.
“Sangat jarang insiden seperti ini terjadi di tempat publik dengan begitu banyak korban,” imbuhnya.
Baca Juga: Penembakan Massal di Sekolah di Rusia, 7 Murid dan 1 Guru Tewas
Gregory Chris Brown, profesor keadilan kriminal di California State University, mengatakan bahwa geng kerap menyasar musuh mereka sambil berkendara di jalan dengan jumlah korban yang lebih sedikit. Meskipun, katanya, terkadang saksi mata tak bersalah ikut jadi korban.
Berry Accius, pendiri Voice of the Youth yang melakukan pendampingan terhadap keluarga para korban penembakan, mengkritisi polisi. Menurutnya, penembakan yang disebut polisi melibatkan geng itu akan membuat orang-orang berpikir pelakunya adalah warga kulit hitam.
“Ini narasi yang tidak kita inginkan, khususnya saat ini,” ujar Accius. “Narasinya yakni kita menyalahkan satu demografi atas kekerasan yang terjadi.”
Bill Sanders, seorang kriminolog di Los Angeles, juga menyebut ingin melihat lebih banyak bukti bahwa penembakan itu terkait dengan geng. Menurutnya, penembakan geng sebagian besar terjadi di lingkungan yang dianggap sebagai lingkungan geng, dan bukan di tempat umum.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.