NEW YORK, KOMPAS.TV - Elon Musk, miliarder CEO Tesla yang juga pengguna Twitter, yang sekarang menjadi pemegang saham terbesar Twitter, menyorongkan pemikiran yang sudah lama diminta para pengguna jejaring sosial itu, perlukah ada tombol edit?
Seperti laporan Associated Press Selasa (5/4/2022), Musk meluncurkan jajak pendapat di Twitter tentang apakah pengguna jejaring sosial tersebut menginginkan adanya tombol edit?
Musk yang baru saja diangkat menjadi anggota dewan direktur Twitter membuat jajak pendapat itu dengan mencuitkan kata-kata dengan ejaan yang salah, "yes" sebagai "yse" dan "no" sebagai "on".
Lebih dari 3 juta orang telah memberikan suara hingga Selasa pagi. Jajak pendapat ditutup pada Selasa malam waktu Amerika Serikat bagian Pantai Timur.
CEO Twitter, Parag Agrawal, me-retweet jajak pendapat itu dengan referensi yang tampaknya mengacu pada cuitan Musk sebelumnya yang mengatakan "Konsekuensi dari jajak pendapat ini sangat penting."
"Silakan memilih dengan hati-hati."
Musk telah menggunakan bahasa yang sama dalam tweet-nya pada Maret lalu, menggambarkan dalam salah satu jajak pendapatnya, menanyakan apakah Twitter mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara.
Juru bicara Twitter, Catherine Hill, menolak berkomentar apakah Agrawal bercanda, dan tidak menjawab apakah Twitter akan mengikuti hasil jajak pendapat Musk.
Baca Juga: Elon Musk Borong 9,2 Persen Saham Twitter, Bursa Heboh dan Harga Saham Twitter Meroket
Selama ini banyak pengguna Twitter, di antaranya, Kim Kardashian, Ice T, Katy Perry, dan akun perusahaan McDonalds, telah meminta diadakannya tombol edit di jejaring sosial itu.
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.