YOGYAKARTA, KOMPAS.TV — Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan aksi kejahatan jalanan atau "klitih" di Yogyakarta yang muncul beberapa hari terakhir tidak tampak dilatarbelakangi geng besar atau geng pelajar.
Heroe menduga aksi "klitih" kembali muncul karena aktivitas masyarakat yang kembali dilonggarkan serta adanya reinkarnasi perkelahian pelajar.
Sebab menurutnya, aksi kejahatan jalanan tersebut sempat menurun cukup signifikan saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) akibat pandemi COVID-19.
Namun, lanjutnya, ketika masyarakat kembali dilonggarkan karena kasus COVID-19 sudah turun justru aksi kejahatan ini muncul kembali.
"Aksi yang muncul akhir-akhir ini tidak nampak dilatarbelakangi geng besar atau geng pelajar. Makanya, perlu dipetakan kembali penyebabnya," kata Heroe Poerwadi seperti dikutip Antara, Selasa (5/4/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan berdasar kajian Pemkot Yogyakarta pola aksi kejahatan klitih awalnya dilatarbelakangi oleh geng pelajar untuk proses rekrutmen anggota baru.
Namun saat ini, ia menilai perlu dilakukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui pola baru yang menjadi penyebabnya.
Baca Juga: Ini Kata-Kata yang Picu Pelajar SMA Jadi Korban Klitih hingga Tewas di Yogyakarta
Perlu diketahui, pada Minggu (3/4/2022) aksi "klitih" kembali terjadi di Yogyakarta, korbannya merupakan pelajar SMA Muhammadiyah 2 yang sedang membeli makan sahur di wilayah Gedongkuning, Banguntapan, Bantul.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.