JAKARTA, KOMPAS.TV - Rais Syuriah PCNU Nganjuk, KH Ali Mustofa Said, memberikan penjelasan terkait potensi beda awal puasa Ramadan. Menurutnya, pihaknya tetap menunggu hasil sidang isbat 2022 dari pemerintah dan PBNU.
Ia pun mengingatkan masyarakat agar nanti tidak kaget akan adanya perbedaan awal puasa Ramadan 2022.
“Ramadan nanti, tidak usah kaget jika beda (awal puasa). Nanti tunggu pemerintah, kita sebagai NU sebagai pemerintah. Kalau isbat berdasarkan rukyatul hilal,” ujarnya dikutip dari Instagram NU Nganjuk pada Rabu (31/3/2022) yang dikelola LTN NU Nganjuk.
Lantas, dalam video penjelaan tersebut, KH Ali Mustofa Said menjelaskan posisi bulan dalam proses penentuan awal puasa Ramadan. Menurutnya, ini berdasarkan Ijtima pun berbeda, posisi bulan terjadi antara jam 11 dan 12.45 lalu ada lagi jam 13.00 WIB.
“Jika Ijtima’ terjadi jam 1 siang, maka matahari sudah tenggelam, maka umur bulan baru 5 jam. Itu bulan masih tipis. Jangan kaget, jika malam Sabtu belum berhasil rukyah. Nanti jika belum bakal diistikmal (disempurnakan). Jumat itu tanggal 29 sya’ban. Maka, Sabtu bisa belum puasa,” katanya.
Ia menjelaskan, nantinya pihaknya tetap menunggu Isbat (Sidang Isbat 2022) dari pemerintah dan ikbhar dari PBNU.
“Jadi, nanti orang Muhamamdiyah yang metode hisab atau orang NU yang pakai hisab jadi Sabtu puasa. Maka, tidak usah kaget jika beda,” ujarnya.
Sebelumnya, Lembaga Falakiyah PCNU Kabupaten Nganjuk mengedarkan pengumuman hasil hisab awal Puasa Ramadan 1443 H. Berdasarkan perhitungan tersebut, awal puasa tahun ini dimulai pada hari Sabtu 2 April 2022.
“Surat itu dikeluarkan oleh NU Nganjuk berdasarkan hasil hisab. Untuk selanjutnya, PCNU Nganjuk nunggu keputusan dari hasil Isbat (Sidang Isbat 2022 dari pemerintah),” kata Hafiz, LTN PCNU Nganjuk ketika dikonfirmasi KOMPAS.TV, Rabu (30/3/2012).
Baca Juga: NU Nganjuk: Awal Puasa Mulai Sabtu 2 April 2022, Ini Penjelasannya
Mahbib Khoiron, Redaktur Pelaksana situs resmi NU memberi penjelasan terkait hasil hisab dari NU Nganjuk tersebut. Menurutnya, edaran hal itu bukanlah ikhbar atau pemberitahuan secara resmi untuk pelaksanaan puasa, tapi merupakan hasil perhitungan.
“Biar tidak salah paham, perlu diketahui bahwa surat ini baru berupa informasi hasil hisab, bukan ikhbar awal bulan,” kata Mahbib Khoiron kepada KOMPAS.TV (30/3/2022).
Ia lantas menjelaskan, ada tradisi organisasi yang berbeda antara NU dan Muhammadiyah. Ini yg kadang disalahpahami oleh sebagian orang.
Di Muhammadiyah, pengumuman hasil hisab adalah pengumuman awal bulan itu sendiri. Sedangkan NU, menurutnya, kepastian awal bulan Hijriah ditetapkan melalui surat ikhbar.
“Ikhbar keluar setelah ada isbat pemerintah sebagai waliyyul amri, meskipun ikhbar hasilnya kadang berbeda isbat (dari Sidang Isbat 2022-red),” katanya.
Pemerintah sendiri akan melakukan sidang isbat 2022 pada Jumat 1 April 2022, besok. Sedangkan Muhammadiyah sudah memastikan awal puasa jatuh pada hari Sabtu 2 April 2022 lewat metode yang disebut hisab.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.